Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2019, 11:07 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan 231 unit hunian sementara (huntara) dari 691 unit yang dikerjakan di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Namun, dari jumlah tersebut baru 26 unit yang telah dihuni. Setiap huntara terdiri dari 16 petak dan masing-masing petak luasnya 17 meter persegi.

Menurut rencana, huntara untuk para korban gempa bumi dan likuefaksi sejumlah 699 unit yang dibangun di 72 lokasi.

“Untuk itu dibikinkanlah huntara karena penduduk tidak punya tanah lagi sehingga harus direlokasi. Rencananya ada 699 unit yang tersebar di 72 lokasi, sekarang dalam proses pengerjaan ada 691 unit,” ucap Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam Rapat Dengar Pendapat di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Baca juga: Relokasi, Cara Pemerintah Tangani Tsunami Banten dan Lampung

Fasilitas yang melengkapi huntara itu antara lain berupa listrik, kipas angin, kebutuhan sanitasi, dapur, dan air. Sistem pembangunannya bersifat knock down sehingga bisa digunakan kembali di lokasi lain.

Pembangunan huntara di lokasi bencana Sulteng karena warga tidak hanya mengalami kerusakan rumah, tetapi juga kehilangan rumah akibat likuefaksi, yaitu gerakan permukaan tanah yang bergelombang dan ambles sehingga semua bangunan hancur dan musnah masuk ke tanah.

Kementerian PUPR menargetkan semua huntara bisa rampung dibangun paling lambat pada akhir Februari 2019.

“Kami bertugas menyediakan huntara, sedangkan untuk proses penghunian akan diatur lebih lanjut oleh pemerintah daerah,” imbuh Basuki.

Mengenai relokasi rumah yang hilang akibat likuefaksi, saat ini masih dalam proses yang dikerjakan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Belum bisa ditentukan kapan proses itu akan selesai.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com