Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manhattan Dibeli Perusahaan Belanda dengan Alat Bercocok Tanam

Kompas.com - 12/01/2019, 15:26 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Manhattan punya segudang cerita. Sebelum menjadi pusat bisnis, media, hingga hiburan, wilayah ini dulunya merupakan rumah bagi suku Lenape atau penduduk asli Amerika.

Pulau ini mulai dikenal setelah perusahaan dagang Belanda, Dutch West-Indische Compagnie atau Dutch West India Company melakukan transaksi dengan penduduk asli di pulau tersebut.

Baca juga: Transaksi Tanah Terluas dalam Sejarah, Louisiana Dijual 15 Juta USD

Beberapa sejarawan menyebutkan, penduduk asli tersebut terdiri dari Suku Lenape atau orang-orang Algonquin yang hidup dari bertani di area antara Delaware dan Sungai Hudson.

Menurut laman History, bangsa Eropa mulai menjelajahi wilayah tersebut pada awal abad ke-16. Sejak saat itu, Dutch West-Indische Compagnie mengirimkan 30 keluarga untuk hidup dan bekerja di perkampungan yang dijuluki Nutten Island.

Encyclopedia Brittanica menyebutkan, Peter Minuit yang ditunjuk sebagai direktur perusahaan dagang tersebut kemudian menawarkan beberapa barang kepada penduduk asli agar mau melepaskan tanah mereka.

Kesepakatan antara Minuit dan pimpinan suku lokal ini dilakukan pada tahun 1626. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk memperluas wilayah bagi permukiman baru.

The Purchase of Manhattan IslandAlfred Fredericks The Purchase of Manhattan Island

Menurut legenda, barang yang ditawarkan merupakan manik-manik kaca. Namun hingga kini tidak ada bukti sejarah bahwa barang tersebut digunakan sebagai alat transaksi.

Baca juga: Pisau dan Selimut, Alat Tukar Jual Beli Tanah Melbourne

Catatan sejarah lain mengatakan, pulau tersebut ditukar dengan barang-barang senilai 60 gulden. Disebutkan, barang-barang tersebut merupakan peralatan bercocok tanam dan pakaian.

Pada 1846, sejarawan John Romeyn Brohead mengonversi nilai tersebut dan menyatakan bahwa pulau dengan nama asli Mana-hatta itu ditukar dengan barang senilai 24 dollar AS.

Sedangkan pada 2006, Institute for Social History of Amsterdam menyatakan nilai tersebut setara dengan 1.000 dollar AS.

Sejarawan lainnya, James dan Michele Nevius mencoba menghitung ulang nilai tersebut dengan konversi mata uang terkini pada 2014. Hasilnya, 60 gulden pada tahun 2014 bernilai antara 2.600 hingga 15.600 dollar AS.

Setelah mendapatkan persetujuan dari penduduk asli, Peter Minuit kemudian membangun permukiman Eropa awal di pulau tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar 'Roadshow'

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar "Roadshow"

Hunian
Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Berita
Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Tips
Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

Berita
Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Tips
Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Tahun 2024, Metland Bidik 'Marketing Sales' Rp 1,9 Triliun

Tahun 2024, Metland Bidik "Marketing Sales" Rp 1,9 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Berita
Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com