Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar: Transportasi Publik Harus Direformasi

Kompas.com - 11/01/2019, 22:42 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah rahasia umum sebagian besar masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi karena angkutan massal berbasis rel atau jalan seperti kereta Commuter Line atau Transjakarta, jauh dari lokasi tempat tinggal.

Sementara, kualitas angkutan kota pengumpan angkutan massal tersebut sangat buruk. Sebut saja moda angkutan yang sudah tua sehingga tidak nyaman digunakan, tarif yang tak terintegrasi membuatnya mahal, hingga ketidakpastian waktu kedatangan.

Belum lagi kebiasaan angkutan pengumpan untuk mengetem di lokasi-lokasi tertentu sehingga tak jarang membuat penumpang terlambat sampai tujuan.

Country Director Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia Yoga Adiwinarto menilai, perlu adanya reformasi sistem angkutan kota agar masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi mereka di rumah.

Baca juga: Atasi Macet Jakarta, Pemerintah Bisa Patok Tarif Parkir ala Eropa

"Reformasi angkutan umum eksisting bisa menjadi langkah awal untuk mendorong masyarakat beralih menggunakan angkutan umum," kata dia kepada Kompas.com, Jumat (11/1/2019).

"Layanan angkutan umum eksisting yang baik dapat menjadi layanan first and last mile trip bagi koridor utama angkutan massal, sehingga diharapkan akan meningkatkan penggunaan angkutan umum," imbuh Yoga.

Reformasi dapat dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama reformasi angkutan umum eksisting berbasis jalan, dan tahap kedua berupa penyediaan angkutan umum massal.

Untuk melaksanakan tahap pertama ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan mulai dari perumusan rencana bisnis, desain infrastruktur dan armada, kerangka aturan dan desain institusi.

Baca juga: Agar Pengguna Kendaraan Pribadi Jera, Naikkan Tarif Parkir

Kemudian, model bisnis, finansial dan operasional, serta model transisi industri angkutan umum.

Dalam proses transisi, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu perumusan rencana bisnis, membangun komunikasi dan konsesus dengan operator, pelatihan, negosiasi dan implementasi.

Sementara untuk tahap kedua, proses pemilihan sistem angkutan massal harus berdasarkan pada beberapa kriteria, seperti tipologi angkutan massal, evaluasi implementasi Bus Rapid Transit (BRT) dan Light Rail Transit (LRT) di Indonesia, serta parameter pemilihan angkutan massal.

Untuk kerangka acuan desain BRT meliputi pemilihan koridor, desain sistem, infrastruktur, desai stasiun dan akses, tipe armada dan operasional.

Pada akhirnya, Yoga mengatakan, reformasi angkutan umum bertujuan untuk menciptakan institusi pengelolaan angkutan umum, tarif yang terintegrasi, jaringan yang lebih efisien, kualitas layanan yang lebih andal, serta industri angkutan umum yang lebih profesional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingin Layanan BPN Meningkat, AHY Tekankan Dua Faktor Penting

Ingin Layanan BPN Meningkat, AHY Tekankan Dua Faktor Penting

Berita
Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Berita
6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

Berita
[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com