KOMPAS.com - Sejak dibangun pada 1987 lalu, Ryugyog Hotel di Korea Utara tak ubahnya sebuah bangunan besar yang terbengkalai.
Bangunan pencakar langit berbentuk piramida ini dirancang 105 lantai, dengan ketinggian 330 meter. Fungsinya sebagai hotel dengan lokasi di Pyongyang, Korea Utara.
Hotel ini merupakan salah satu proyek yang digadang-gadang dapat meningkatkan industri pariwisata di negara tersebut.
Meski menjulang di tengah ibu kota, hotel ini masih belum selesai dibangun, tidak ada tanda-tanda kapan kostruksinya akan rampung.
Kendati demikian, bangunan ini menjadi salah satu tengara dan kebanggan warga Pyongyang.
Selama beberapa dekade ke depan, keberadaan hotel ini layaknya bangunan kosong yang masih dalam tahap pembangunan.
Namun agaknya bangunan kosong ini mulai berbenah, setelah perusahaan asal Mesir, Orascom, mulai merenovasi dan menyelesaikan pembangunan.
Selama beberapa jam setiap hari, gedung ini menjadi tempat pertunjukan cahaya dengan menggunakan 100.000 lampu LED .
"Saya membuat desain yang indah untuk bangunan besar ini dan ketika orang-orang melihatnya, hal itu membuat mereka merasa lebih baik. Sebagai desainer, hal ini tentu membuat saya bangga," ujar wakil direktur Korean Light Decoration Centre, Kim.
Pyongyang’s Ryugyong Hotel is no longer the eyesore it once was. Unfinished since construction began in 1987, in recent years the exterior been covered in glass and this light show began in July. Maybe someday they’ll finish the interior. pic.twitter.com/MsgqPs3RZK
— Will Ripley (@willripleyCNN) September 13, 2018
Pertunjukan cahaya selama empat menit ini dibuka dengan animasi yang menunjukkan sejarah negara Korea Utara. Animasi tersebut kemudian diikuti dengan penghormatan untuk idealisme negara.
Selain itu, Kim juga memberikan sentuhan terakhir berupa gambaran bendera Korea Utara pada bagian atas hotel yang berbentuk kerucut.
"Respons yang diberikan sangat baik. Bendera nasional yang dipasang di bagian atas gedung dirancang setinggi ratusan meter dan dapat dilihat oleh semua orang dari kejauhan. Hal ini membuat mereka merasa bangga sebagai warga negara," imbuh Kim.
Pertunjukan cahaya ini pertama kali dilakukan pada perayaan ulang tahun pendiri Korea Utara, Kim Il-Sung. Kim mengatakan, persiapannya sendiri membutuhkan waktu hingga lima bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.