JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 15 gedung pencakar langit rampung dibangun sepanjang tahun 2018 di Indonesia.
Berdasarkan data yang dirilis Council of Tall Building and Urban Habitat (CTBUH), dari jumlah itu, lima gedung dibangun dengan ketinggian lebih dari 200 meter.
Kelima gedung tersebut adalah:
Menjulang setinggi 279,5 meter dan mencakup 57 lantai, Treasury Tower merupakan gedung perkantoran yang dikembangkan oleh Agung Sedayu Group.
Pengembang menggandeg Wiratman and Associates sebagai perancang bangunan. Lokasinya berada di District 8 Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Pusat.
Salim Group bersama dengan Lyman Group dan Kerry Group mengembangkan menara kembar Casa Domaine di kawasan Mas Mansyur, Jakarta Pusat.
Ketiga raksasa ini bergabung dan membentuk usaha patungan PT Griyaceria Nusamekar.
Mereka memanfaatkan lahan seluas 1,2 hektar dan menyulapnya menjadi residensial yang diklaim tertinggi di Jakarta, yaitu menara Casa Domaine 1 dan 2 yang terdiri atas 61 dan 57 lantai, dengan ketinggian masing-masing 230 dan 209,9 meter.
Dibangun setinggi 209,1 meter denagn total 44 lantai, WTC 3 yang merupakan karya arsitektur dari konsultan Inggris, Aedas.
Gedung ini juga telah mendapat sertifikasi Green Mark dari Building and Construction Authority (BCA) Singapura untuk desain berkelanjutan dengan mengadopsi teknologi konstruksi bangunan hijau.
WTC 3 didesain sebagai kantor pusat atau headquarter bagi perusahaan-perusahaan finansial global seperti HSBC, UBS, dan PwC.
Sequis Tower dibangun dengan ketinggian 206,3 meter, yang dikembangkan oleh Farpoint. Dalam merencang desain bangunan, Farpoint bekerja sama dengan firma arsitek Kohn Pederson Fox Associates (KPF) yang berbasis di New York, AS.
KPF merancang ruang kerja yang unik, dengan area tanpa kolom penghalang, sehingga memberikan pandangan yang luas ke kawasan Gelora Bung Karno.
Selain kelima bangunan tersebut, CTBUH juga mencatat ada 10 gedung pencakar langit lain yang selesai dibangun sepanjang tahun ini.
Kesepuluh gedung tersebut antara lain: