Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Crazy Rich" Dunia Beli Rumah Rp 366 Miliar Tiap Tahun

Kompas.com - 17/12/2018, 09:18 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Hongkong menjadi salah satu pasar properti termahal di dunia.Bloomberg/Getty Images Hongkong menjadi salah satu pasar properti termahal di dunia.
KOMPAS.com - Lebih dari 150 rumah di seluruh dunia dijualbelikan dengan nilai masing-masing sekitar 20 juta poundsterling atau setara Rp 366 miliar pada tahun lalu.

Hal itu bisa terjadi karena semakin banyak orang di dunia dengan kekayaan pribadi yang jumlahnya luar biasa atau dikenal dengan Crazy Rich Global sehingga mendorong pertumbuhan pasar rumah supermewah secara internasional.

Hasil itu didapat dari penelitian agen properti Knight Frank yang menyebutkan bahwa secara keseluruhan orang-orang terkaya di dunia menghabiskan sekitar 5,2 miliar poundsterling atau lebih dari Rp 95 triliun untuk membeli 153 properti.

Setiap properti itu dijual seharga lebih dari 20 juta poundsterling atau sekitar Rp 366 miliar hingga akhir Agustus 2018.

Jumlah penjualan tertinggi untuk hunian supermewah berada di Hongkong, di mana 47 rumah dengan harga Rp 366 miliar atau lebih laris ditransaksikan.

New York berada di tempat kedua dengan jumlah 39 rumah, sedangkan London menempati ke posisi ketiga dengan mencatat 38 transaksi.

Sebelumnya, London menduduki peringkat teratas pada 2015. Kemerosotan peringkat London ini diperkirakan karena para pembeli ultrakaya tidak menyukai meningkatnya biaya meterai dan mengkhawatirkan kelanjutan nasib Brexit.

Pada tahun 2016, Pemerintah Inggris meningkatkan biaya meterai menjadi 12 persen dari properti yang dijual seharga lebih dari 1,5 juta poundsterling atau sekitar Rp 27,4 miliar. Angka itu akan bertambah menjadi 15 persen jika merupakan rumah kedua.

Untuk menghindari tingginya biaya meterai, para miliarder dari luar negeri lebih memilih untuk menyewa daripada membeli rumah mewah di Inggris.

Kepala penelitian Knight Frank, Liam Bailey, mengatakan, terciptanya kekayaan pribadi yang seolah tanpa henti secara global selama satu dekade terakhir telah mendorong pertumbuhan pasar perumahan ultramewah.

“Penelitian kami menegaskan, ada tiga pasar rumah supermewah yang tak terbantahkan, yaitu Hongkong, New York, dan London," ujar Bailey, seperti dipublikasikan The Guardian, minggu lalu.

Dia menambahkan, Hongkong terus memimpin dalam jumlah total pengeluaran orang terkaya di dunia pada properti ultramewah.

Sedangkan posisi New York tumbuh sebagai lokasi yang dianggap sangat prima dan sangat dominan.

Sementara itu, London dilihat mengalami penurunan angka penjualan yang relatif dalam untuk posisinya sebagai pasar rumah supermewah di dunia.

Sebagian besar lokasi penjualan properti elite di London berada di Mayfair, Knightsbridge, dan Belgravia, yang semuanya terletak di wilayah City of Westminster.

Menindaklanjuti hal itu, Dewan Kota Westminster bulan lalu melarang pembangunan baru properti superbesar  yang dibuat untuk orang-orang superkaya dunia.

Kebijakan itu guna memberikan lebih banyak ruang untuk rumah dengan harga yang lebih terjangkau bagi warga setempat.

Perlu diketahui, jumlah orang ultrakaya di Inggris telah membengkak hingga 400 orang selama setahun terakhir. Jumlahnya sekarang diperkirakan menjadi hampir 5.000 orang.

Kekayaan mereka masing-masing lebih dari 38 juta poundsterling atau lebih dari Rp 685 miliar.

Bahkan, menurut laporan bank Credit Suisse, jumlah orang yang sudah sangat kaya bertambah jauh lebih cepat daripada populasi penduduk dengan penghasilan rata-rata pada umumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com