Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Akuisisi, PPRO Garap Apartemen Antinarkoba Terbaru di Yogyakarta

Kompas.com - 12/12/2018, 11:44 WIB
M Latief

Editor

JAKARTA, KOMPAs.com - Tingginya jumlah mahasiswa di Di Yogyakarta dinilai sebagai tambang emas oleh developer properti untuk membangun apartemen. Mereka membidik mahasiswa generasi milenial.

Keberadaan kampus-kampus perguruan tinggi negeri maupun swasta di Yogyakarta semakin menjadi stimulus bagi pengembang untuk ikut terlibat dalam perkembangan Yogyakarta. Hal itulah yang dikatakan Galih Saksono, Direktur Realti PT PP Properti Tbk (PPR0) terkait pengembangan apartemen Tana Babarsari di Yogyakarta.

"Sebenarnya kami sudah lama ingin masuk ke Yogyakarta, tapi kami menghargai moratorium yang ada di sini. Jujur saja, Yogyakarta itu menarik terutama dengan makin meningkatnya perguruan tinggi di sini. Setiap tahun itu ada puluhan ribu mahasiswa baru dari berbagai wilayah Indonesia datang ke sini," kata Galih dalam keterangan tertulisnya Rabu (12/12/2018).

Saat ini jumlah mahasiswa di Yogyakarta itu mencapai sekitar 350.000 lebih, yakni gabungan antara Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Kondisi inilah yang disebut-sebut sebagai "tambang emas" developer properti.

Galih mengatakan bahwa PPRO sendiri punya konsep apartemen dengan diferensiasi tinggi yang dikembangkan di beberapa kota. Kondisi makin beruntung setelah PPRO berhasil mengakuisisi salah satu pengembang swasta Yogyakarta.

"Di sini kami ingin mengembangkan hunian buat mahasiswa dengan konsep apartemen yang bebas penyalahgunaan narkoba, seperti beberapa yang sudah kami lakukan selama ini," lanjut Galih.

Apartemen pertama di Indonesia yang mengklaim bebas narkoba, lanjut Galih, sudah dikembangkan pada apartemen Evenciio (Depok), kemudian dilanjutkan dengan apartemen The Alton (Semarang), apartemen Begawan (Malang), Louvin (Jatinangor, Bandung), dan apartemen Mazhoji (Depok).

"Banyak orang tua yang membeli unit untuk ditempati sendiri oleh putra-putrinya maupun disewakan ke mahasiswa lain, salah satunya karena alasan konsep apartemen antinarkoba yang kami tanamkan," kata Galih.

Menurut Galih PPRO memang merancang program untuk membantu Badan Narkotika Nasional (BNN) mencegah dan memberantas narkoba di lingkungan apartemen, terutama produk-produk apartemen PPRO yang membidik segmen mahasiswa. Upaya ini meraih penghargaan dari BNN pada puncak peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2018 di Sukabumi, Juli 2018 lalu.

"Khusus di Yogyakarta, apartemen Tana Babarsari yang kami bangun ini merupakan apartemen pertama yang berkonsep anti penyalahgunaan narkoba," imbuh Galih.

Dia melanjutkan, pengembangan apartemen Tana Babarsari merupakan strategi PPRO untuk memenuhi peningkatan kebutuhan hunian dengan nilai investasi sebesar Rp 150 miliar. Langkah dianggap sebagai inovasi strategis untuk tetap unggul dalam kompetisi bisnis properti, khususnya di Yogyakarta.

Rudi Wahyu PW, Direktur Proyek Tana Babarsari PPRO mengatakan, apartemen ini dibangun dengan nuansa premium untuk kalangan mahasiswa milenial. Lokasinya dekat bandar udara Adisucipto, dan tak jauh dari UGM, UPN, Universitas Atmajaya, STT Nasional dan STIE YKPN, dan lain-lainnya.

"Kami juga membuat apartemen ini bisa sepenuhnya mendukung upaya bisnis start up yang dilakukan mahasiswa, yaitu dengan menyiapkan co working space bagi mahasiswa yang hobi berbisnis digital. Kan mereka kalau memulai bisnis akan butuh kantor dan fasilitas," kata Rudi.

Untuk kebutuhan pendidikan, lanjut Rudi, pihak PPRO juga sudah bekerjasama dengan kelompok usaha Kompas Gramedia yang kelak menyediakan lebih dari 7.000 judul buku yang dapat diunduh gratis oleh mahasiswa penghuni apartemen.

Rudi mengklaim seluruh perizinan apartemen ini sudah selesai. Apartemen ini sudah mengantongi IMB tertanggal 17 Juli 2017. Izin itu didapatkan karena pihaknya melakukan akuisisi terhadap salah satu pengembang swasta yang sebelumnya sudah memiliki izin bangunan sejak lama.

"Kami optimistis pelaksanaan setelah peletakkan batu pertama nanti unit-unit di tower pertama akan terserap habis dari total 262 unit yang dijual," ujar Rudi.

Dari tiga tower yang dibangun, PPRO akan mengembangkan sekitar 700 unit apartemen mulai tipe satu kamar tidur dan dua kamar tidur seluas 44,75 meter persegi. Harga yang ditawarkan mulai Rp 400 jutaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com