Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MRT Jakarta Gandeng Pesohor Ajak Warga Naik Transportasi Publik

Kompas.com - 29/10/2018, 20:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pekerjaan konstruksi proyek Mass Rapid Transit (MRT) Fase 1 ditargetkan rampung akhir tahun ini.

Kendati demikian, operasionalisasi atau pembukaan secara umum proyek yang menelan investasi Rp 16 triliun ini baru akan dilaksanakan pada Maret 2019.

Sebelum pembukaan, PT MRT Jakarta berencana menggandeng sejumlah pesohor atau influencer dan para penyandang disabilitas untuk mengenalkan proyek ini lebih luas kepada masyarakat.

Ini merupakan upaya korporasi untuk mengkampanyekan #UbahJakarta.

Baca juga: MRT, Cara Mengubah Budaya Bertransportasi Warga

"Stasiun Dukuh Atas yang paling pertama. Influencer  ini akan kami undang, lalu mereka akan menceritakan pengalamannya lewat medianya kepada followers-nya," kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah di Jakarta, pekan lalu.

Mereka nantinya akan merasakan bagaimana nyamannya menggunakan moda transportasi tersebut, mulai dari masuk arena concourse, peron, hingga naik kereta itu sendiri.

Selain itu, mereka juga dapat berkeliling, melakukan transaksi pembelian tiket baik secara manual maupun elektronik, memastikan kedatangan kereta tepat waktu, hingga merasakan kecepatan waktu tempuh.

Kondisi Stasiun MRT Senayan pada Kamis (18/10/2018).Kompas.com / Dani Prabowo Kondisi Stasiun MRT Senayan pada Kamis (18/10/2018).
Hikmat menambahkan, selain mereka, juga akan diajak sejumlah anak-anak untuk merasakan langsung pengalaman tersebut.

"Anak-anak ini kan polos, kalau mereka nyaman atau tidak pasti akan bilang. Dan ini jadi masukkan kami," kata dia.

Hikmat mengatakan, #UbahJakarta merupakan salah satu strategi yang dilakukan PT MRT Jakarta untuk meningkatkan perhatian masyarakat akan transportasi ini.

Kendati baru Fase 1 sepanjang 16 kilometer yang beroperasi, namun, ia berharap, agar kehadiran MRT dapat mengubah gaya hidup masyarakat dalam bertransportasi.

"Kami ingin MRT menjadi katalisator perubahan perilaku publik. Apa yang kami lakukan? Willingness to shift dan perubahan perilaku, ini yang sebetulnya kami pengen banyak gunakan untuk transportasi publik," sambung Hikmat.

Pintu MRT yang sejajar dengan peronKOMPAS.com/ RYANA ARYADITA UMASUGI Pintu MRT yang sejajar dengan peron
Sejauh ini, PT MRT Jakarta telah melakukan survei public awarness untuk mengatahui sejauh apa pemahaman masyarakat dalam menggunakan transportasi publik.

Serta untuk mengetahui sejauh apa minat masyarakat dalam beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik.

"Dari target 70, index public awarness kami sudah di 82-84 pada 2017. Jadi sudah ada peningkatan pemahaman publik," kata dia.

Kini, PT MRT Jakarta bekerja sama dengan Universitas Indonesia untuk melakukan survei kesiapan publik atau index public readiness dalam menggunakan MRT.

"Survei masih dilakukan," cetus dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau