Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya Menyusun Peta Wilayah Terdampak Gempa

Kompas.com - 09/10/2018, 20:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan perkara mudah memetakan sebuah wilayah yang terkena dampak bencana seperti gempa bumi dan tsunami.

Diperlukan ketelitian dan akurasi tinggi untuk memastikan bahwa peta yang akan disampaikan kepada masyarakat benar-benar presisi.

Baca juga: Data OSM, Likuefaksi di Desa Jono Oge Seluas 436,87 Hektar

Pasalnya, hal ini tak hanya menyangkut soal berapa banyak korban jiwa maupun luka-luka, serta jumlah bangunan yang rusak. Tetapi juga mengenai mobilisasi logistik dan alat berat untuk proses evakuasi.

Peta dampak likuefaksi di Balaroa, Kota Palu, Sulawesi Tengah.Humanitarian OpenStreetMap Team Indonesia Peta dampak likuefaksi di Balaroa, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Country Manager Humanitarian OneStreetMap (OSM) Team Indonesia, Yantisa Akhadi menuturkan, salah satu kesulitan utama dalam membuat peta wilayah yang terdampak gempa yaitu data citra satelit.

"Biasanya terkendala citra satelit yang belum terupdate. Entah itu karena resolusinya kurang baik atau tertutup awan," kata Yantisa kepada Kompas.com, Selasa (9/10/2018).

Baca juga: Tiga Wilayah di Sulteng Paling Rawan Gempa dan Kekeringan

OSM menjadi salah satu lembaga non profit yang ikut membantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ketika gempa bumi bermagnitudo 7,4 mengguncang wilayah Sulawesi Tengah.

Peta dampak likuefaksi di Petobo, Palu, Sulawesi Tengah.Humanitarian OpenStreetMap Team Indonesia Peta dampak likuefaksi di Petobo, Palu, Sulawesi Tengah.

Hal serupa juga dilakukan saat gempa mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat bermagnitudo 6,4 pada Juli 2018 dan gempa Pide, Aceh bermagnitudo 6,5 pada Desember 2016 lalu.

Peta perkiraan yang dihasilkan kemudian disampaikan kepada BNPB sebagai salah satu data indikasi untuk memperkirakan jumlah korban dan kerusakan yang ditimbulkan.

Baca juga: Mereka yang Berjasa Memetakan Gempa Palu dan Donggala

Menurut Yantisa, semakin dekat jarak waktu data peta citra satelit dengan kejadian bencana, maka deviasi yang data yang dihasilkan semakin kecil.

Likuefaksi yang terjadi di perbatasan Desa Jono Oge dan Desa Lolu.Humanitarian OpenStreetMap Team Indonesia Likuefaksi yang terjadi di perbatasan Desa Jono Oge dan Desa Lolu.

"Misalnya citra satelit yang tersedia hanya tahun 2016, maka bangunan dan jalan yang dipetakan akan sesuai dengan tahun tersebut. Bangunan-bangunan dan jalan yang dibangun setelah itu tidak akan muncul kecuali citranya di update," kata dia.

Untuk mengatasi deviasi ini, ia menambahkan, biasanya ada beberapa provider citra satelit yang akan memperbarui datanya bila bencana besar terjadi. Hal ini untuk memberikan data yang lebih akurat kepada para pengguna jasa untuk memetakan dampak.

"Namun jika skala bencananya kecil, terkadang kita harus proaktif mencari atau meminta," tutup dia.

Likuefaksi yang terjadi di perbatasan Desa Sidera dan Desa Jono Oge.Humanitarian OneStreetMap Team Indonesia Likuefaksi yang terjadi di perbatasan Desa Sidera dan Desa Jono Oge.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Berita
Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Berita
Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau