Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Bencana, Ahli: Indonesia Tidak Punya "Safety Culture"

Kompas.com - 09/10/2018, 19:00 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pakar sosiologi perkotaan Universitas Indonesia Linda Damarjanti berpendapat, pembangunan infrastruktur fisik di suatu daerah, terutama rawan bencana, harus diimbangi dengan infrastruktur sosial.

Artinya, pembangunan infrastruktur harus mempertimbangkan budaya aman atau safety culture. Hal itu penting dilakukan untuk mengantisipasi dan menangani terjadinya bencana.

Menurut Linda, keamanan ataupun kerawanan suatu daerah terhadap bencana sudah ditentukan dalam berbagai aturan pemerintah dan riset yang dilakukan oleh para ilmuwan.

Namun, aturan itu tidak diterapkan dengan baik dan belum menjadi budaya masyarakat Indonesia.

Baca juga: Banyak Riset tentang Potensi Gempa Seringkali Diabaikan

“Undang-undang atau aturan pembangunan itu hanya ada di dalam struktur, tidak pernah menjadi kultur. Tidak melekat dan menjadi bagian dari hidup kita. Kita enggak punya safety culture,” ujar Linda saat pemaparannya dalam diskusi tentang bencana alam, Senin (8/10/2018) di Jakarta.

Hal itu pula yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di daerah rawan bencana, seperti di Sulawesi Tengah dan sekitarnya yang baru-baru ini mengalami gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi.

Sebelumnya, masyarakat di sana sudah diinformasikan dan diingatkan oleh berbagai instansi pemerintah dan swasta mengenai potensi terjadinya bencana.

Baca juga: Infrastruktur Masif Belum Tentu Sesuai Konsep Antisipasi Bencana

Bahkan, menurut informasi dari salah satu lembaga pemerintahan, papan peringatan sudah pernah dipasang di pantai yang diterjang tsunami. Namun, hal itu diabaikan oleh masyarakat setempat.

“Semuanya kembali ke perilaku masyarakat. Ada failure of mind atau kegagalan di otak kita. Dari beberapa hasil riset, kita tidak pernah mempertimbangkan aspek sosial. Infrastruktur sosial enggak pernah dilihat,” ungkap Linda.

Dia menambahkan, infrastruktur sosial memiliki hubungan erat dengan risiko terjadinya kerusakan akibat bencana.

Semakin tinggi kesadaran masyarakat akan potensi bahaya di daerah yang ditempatinya, maka akan semakin kecil kemungkinan menjadi korban bencana.

“Infrastruktur sosial itu sangat rentan terhadap natural hazard, itu yang harus diperkuat. Kalau social capital kuat, mereka enggak akan mau tinggal di daerah yang berisiko, tapi masalahnya enggak mau mengerti,” tuntas Linda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Berita
Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau