JAKARTA, KOMPAS.com - Basuki Hadimuljono tak bisa menyembunyikan raut wajah kesedihannya ketika bertemu dengan warga di sekitar Perumnas Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018).
Wilayah ini menjadi salah satu wilayah yang terdampak paling parah saat gempa bumi dan tsunami mengguncang kawasan Palu dan Kabupaten Donggala pada Jumat (28/9/2018).
Sedianya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu sudah tiba di Palu bersama Presiden Joko Widodo sejak Minggu (30/9/2018). Perumnas Balaroa menjadi lokasi pertama yang dikunjungi Presiden dan sejumlah menteri Kabinet Kerja.
Kepada Presiden, warga menangis dan mengadu bahwa sanak famili mereka hilang saat gempa bumi dan tsunami terjadi. Basuki yang melihat hal tersebut langsung memeluk mereka sembari berkaca-kaca.
Seusai mengantarkan Presiden kembali ke Jakarta melalui Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Basuki kembali mengecek warga yang berada di wilayah Petobo, Kecamatan Palu Selata, pada malam hari. Di sana, lagi-lagi ia mendengarkan aduan warga.
Baca juga: Menteri PUPR Cek Tiga Lokasi yang Terkena Dampak Gempa di Palu
Pada keesokan harinya atau Senin pagi, Basuki kembali menyambangi wilayah Balaroa. Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada sekitar 1.747 rumah yang rusak akibat gempa.
Salah seorang warga, Hisyamuddin, mengeluh bahwa hingga saat itu belum ada bantuan berupa air minum dan makanan serta air bersih yang diterima warga Balaroa dari Pemerintah Kota Palu.
Warga pun mengaku kelaparan dan kehausan. Mendengar keluhan tersebut, Basuki kemudian meminta warga mengambil minuman di salah satu warung kelontong yang ada di sekitar lokasi, yang kebetulan dijaga aparat kepolisian dan TNI.
Ia pun memerintahkan kepada aparat yang berjaga untuk membukanya.
"Tolong buka, Mas, untuk sementara. Biar semuanya saya yang bayar. Tapi, tolong dijaga dan ditertibkan untuk antre agar semua kebagian," kata Basuki di Balaroa, Senin.
Secara keseluruhan, Basuki mengeluarkan uang hingga Rp 1.030.000 untuk membayar semua minuman dalam kemasan yang dibagikan kepada warga.
Pengiriman bantuan
Hingga kini, pemerintah terus berupaya agar masyarakat bisa mendapatkan logistik yang diperlukan selama masa tanggap darurat.
Selain itu, Kementerian PUPR juga terus mengirimkan peralatan air bersih dan sanitasi, serta alat berat untuk evakuasi secara bertahap.
Saat ini, sebaran hidran umum yang berasal dari Gudang Makassar ada di 15 lokasi pengungsian, yakni Lapangan Watulemo, halaman Balaikota, Bundaran Biromaru, Bundaran STQ, Makorem, Masjid Raya, Mako Sabara Saboya, Lapangan Anoa, Lapangan Perdos, Lapangan Dayodara, GOR Siranindi, Kampung Siswa, Kelurahan Pentolan Boya, BTN Lasoni, dan Mako Sat Brimob Mamboro.
Selain itu, Gudang Makassar juga mengirim sejumlah peralatan lain, seperti dua mobil tangki air, 10 tenda hunian darurat 3x4, dan 15 WC knockdown yang sudah tiba sejak Minggu (30/9/2018) malam.
Sementara itu, tambahan peralatan yang dikirim dari Gudang Surabaya dan Bekasi saat ini masih dalam perjalanan menuju Palu dan Donggala, dan diperkirakan tiba pada Kamis (4/10/2018).
Adapun peralatan yang dikirimkan yakni mobil tangki air, mobil Instalasi Pengolahan Air, mobil tinja, dan mobil lapangan total 35 unit, tenda darurat 34 unit, WC knockdown 49 unit, hidran umum 25 unit, genset 3 unit, dan peralatan lainnya.
Tambahan alat berat juga telah dikirim Kementerian PUPR pada Minggu, 30 September 2018, sebanyak 4 unit ekskavator, 6 unit loader, 7 unit dump truck, dan 1 unit grader.
Hari Senin, 1 Oktober 2018, alat berat Kementerian PUPR ditambah, yakni 3 ekskavator dan 5 dumptruck. Lokasi kerja alat berat berada di Petobo, Balaroa, dan di pusat Kota Palu lainnya.
Kementerian PUPR menargetkan proses evakuasi puing di Kota Palu dapat rampung dalam kurun waktu dua pekan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.