Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Garden City, Usai Satu Dekade yang Terlewat...

Kompas.com - 18/09/2018, 18:32 WIB
M Latief

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Herman (52) dan Susy (48) mengaku bukan tipe pasangan yang gampangan membeli rumah. Suami isteri ini sudah punya dua rumah, dan sebentar lagi bakal punya dua unit apartemen.

Bukan lantaran uangnya berlimpah karena keduanya sama-sama pebisnis ponsel dan perhiasan, tapi lebih karena pertimbangan masa depan. Semula membeli hanya untuk dihuni, kini mereka malah tergila-gila terjun ke bisnis properti.

Rumah pertama sudah dijual untuk membeli rumah kedua. Hanya terpaut dua tahun, mereka lalu beli rumah lagi, dan akhirnya dijual lagi.

Terakhir, tahun ini, mereka malah bersiap membeli apartemen. Semua huniannya itu ada di satu lokasi, yakni Jakarta Garden City (JGC), Cakung, Jakarta Timur.

"Ya, senang aja sih. Asalkan ulet dan sabar, ternyata bisa kok kita jual beli. Contoh deh, rumah pertama yang dibeli harganya Rp 500 juta, dan dua setengah tahun kemudian dijual harganya sudah Rp 1 miliar lebih sedikit. Begitu terjual, kami beli rumah lagi, dan sekarang mulai tergiur apartemen yang juga bakal kami jual belikan," kata Herman di JGC Property Expo 2018, atrium utama AEON Mall JGC, Minggu (12/8/2018) lalu. 

Kali pertama, Herman dan Susy membeli rumah dua lantai di Cluster Mississippi pada awal 2014 lalu. Dia membelinya seharga kurang lebih Rp900 jutaan.

"Sekarang ini, rumah dengan tipe yang sama di Cluster La Seine harganya sudah di atas Rp1,5 miliar. Itu yang menarik buat saya," kata Herman.

Namun, karena areal bisnisnya cuma berkutat di seputaran Jakarta Timur, yakni mulai Kampung Melayu sampai Kelapa Gading, keduanya sepakat tak mau keluar dari satu kawasan hunian untuk berbisnis properti.

Selain bisa lebih gampang menjaring pasar, menurut Herman, dia tetap bisa fokus mengurus bisnis lamanya, yakni jual-beli ponsel dan bergantian mengurus tiga putera-puterinya. Pagi mengantar anak sekolah, lalu dilanjut ke urusan bisnis, siang hingga sore kembali mengurus anak sembari berbisnis properti.

"Saya tidak mau repot. Tawarkan lewat online atau titip juga ke agen properti, yang penting laku. Enggak perlu ambil untung banyak, tapi bisa paham kondisi pasar kayak apa sekarang dan nanti, karena ke depan saya memang ingin serius di bisnis properti," ucap Herman.

Dari total luas lahan 370 hektar, JGC dibagi untuk area komersial seluas 70 hektar dan residensial 300 hakter yang dibagi dalam tiga kawasan besar, yaitu Garden City (134 hektar), River Garden (100 hektar), serta Lake Garden (136 hektar). Dok Modernland Dari total luas lahan 370 hektar, JGC dibagi untuk area komersial seluas 70 hektar dan residensial 300 hakter yang dibagi dalam tiga kawasan besar, yaitu Garden City (134 hektar), River Garden (100 hektar), serta Lake Garden (136 hektar).
Akuisisi

Herman mengaku beruntung bisa tinggal dan berbisnis properti di Jakarta Garden (JGC). Sudah lebih dari satu dekade berkembang, perumahan berskala kota atau township itu masih terus bertumbuh.

Sejak dikembangkan pertama kali pada medio 2007 silam, JGC berkembang sangat progresif dengan intensifikasi pembangunan masif, baik itu hunian, komersial, sampai fasilitas lainnya.

"Enggak pernah terbayang sih, karena dulu kan memang cuma mau tinggal, bisa bisnis dan urus anak tanpa jauh-jauh dari rumah. Nah, sekarang, mulai sekolah, mal, cari makanan, beli ini dan itu gampang betul di sini," tambah Herman.

JGC sendiri sebelumnya dikembangkan oleh developer asal Singapura, yaitu Keppel Land, yang bermitra dengan PT Modernland Realty Tbk. Banyak prestasi diraih JGC, salah satunya penghargaan FIABCI Prix d’Excellance Awards sebagai perumahan terbaik kedua di dunia pada 2010 dan perumahan menengah terbaik di Indonesia pada 2009 dari Federasi Real Estate International.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com