JAKARTA, KOMPAS.com - Permintaan beton, terutama beton pracetak nasional terus meningkat dari tahun ke tahun. Masifnya pembangunan infrastruktur menjadi faktor pendorongnya.
Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I), kapasitas produksi beton pracetak Indonesia pada 2015 mencapai 25,3 juta ton.
Setahun kemudian, produksi meningkat menjadi 26,7 juta ton, dan 35 juta ton pada 2017.
Baca juga: Tahun Ini, Kapasitas Beton Pracetak Tembus 34 Juta Ton
“Tahun ini kami targetkan meningkat kurang lebih 10 persen menjadi sekitar 37 persen,” kata Ketua Umum AP3I Wilfred Singkali dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (12/9/2018).
Namun demikian, dia mengakui pertumbuhan produksi beton pracetak tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang hampir 30 persen.
Menurut Wilfred, rendahnya kenaikan produksi lebih disebabkan lantaran maksimalnya pertumbuhan produksi pada tahun 2017.
“Karena ini kondisinya sudah cukup besar, maka secara normal kenaikannya sekitar 10 persen,” ujarnya.
Wilfred juga mengatakan, adanya gempa bumi di Lombok dan sekitarnya yang mengakibatkan kerusakan sejumlah proyek infrastruktur dan perumahan, tidak serta merta mendorong pertumbuhan produksi beton pracetak.
“Ini case ya bukan sebagai sebuah standar tapi case ya. Tidak rutin,” tutup dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.