KOMPAS.com - Sejak dulu gedung-gedung tinggi menjadi bukti pencapaian manusia. Tengok saja, berbagai proyek pencakar langit di berbagai benua yang menjadi bukti canggihnya peradaban.
Beberapa bahkan menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat setempat. Namun tidak semua pencakar langit di dunia memiliki nasib mujur, tak sedikit yang bernasib malang, seperti gedung di bawah ini:
Bangunan bernama The Sathorn Unique ini lebih dikenal dengan nama Ghost Tower atau menara hantu.
Disebut hantu, karena penyelesaian gedung ini terkendala masalah finansial pada 1997. Hingga kini, bangunan 49 lantai ini menjadi salah satu proyek gagal di Thailand.
Sterick Building selesai dibangun pada 1929 dan merupakan gedung tertinggi di Memphis hingga 1962. Gedung ini pernah menjadi idola warga, terbukti dengan julukan yang diberikan yakni "Queen of Memphis".
Baca juga: 4 Calon Pencakar Langit Tertinggi di Indonesia
Bangunan ini memiliki tinggi 111 meter dengan 29 lantai. Awalnya Sterick Building brfungsi sebagai ruang perkantoran dengan 2.000 pekerja.
Namun hal ini berubah ketika kepemilikan gedung beberapa kali berpindah tangan. Pada 1986, gedung itu akhirnya kosong.
Konstruksi dimulai sejak 1990 namun berhenti krtika krisis finansial melanda. Selain itu, kematian pengembang J David Brillembourg juga menyebabkan berhentinya rencana pembangunan.
Akhirnya, bangunan yang belum selesai tersebut menjadi tempat tinggal bagi 3.000 tuna wisma di Caracas.
Hal ini menjadikan Tower of David sebagai tempat kumuh tertinggi di dunia. Pada 2014, Pemerintah Venezuela akhirnya menggusur para tuna wisma itu.
Bangunan ini mungkin menjad gedung terbengkalai paling besar di dunia. Ryugyog Hotel merupakan ambisi Pemerintah Korea Utara untuk membangun hotel pencakar langit dan menjadi landmark negara tersebut.
Hotel ini bahkan menjadi perbincangan karena desainnya yang tak biasa. Ukuran bangunan juga tidak sebanding dengan bangunan di sekelilingnya.
Hotel ini juga masih menyisakan misteri karena tidak banyak orang yang mengetahui kondisi di dalamnya.
Pembangunan hotel dimulai pada 1987 di bawah pemerintahan Kim Il Sung, yang juga merupakan kakek Kim Jong Un.
Namun sayang, runtuhnya Uni Soviet membuat pembangunan hotel ini terhambat. Proyek hotel ini akhirnya berhenti pada 1993 karena krisis ekonomi.
Hotel ini juga memiliki berbagai fasilitas bintang lima yang menjadi unggulan pada waktu itu, seperti AC, kolam renang berukuran olimpade, dan penerangan ototmatis.
Baca juga: Tahun 2050 Bakal Ada 41.000 Pencakar Langit di Dunia
Selain menjadi hotel, gedung ini juga mempunyai fungsi lain sebagai spa. Bangunan 14 lantai ini menyediakan 450 ruangan yang pernah menjadi persinggahan beberapa orang terkenal, seperti Lyndon Johnson, the Three Stooges, dan Judy Garland.
Meski operasional hotel tetap bertahan saat Great Depression, namun akhirnya tempat ini tutup pada 1972 karena bisnis lesu.
Bangunan 45 lantai ini awalnya akan menjadi pusat perkantoran. Namun nyatanya, luas setiap lantai yang hanya 650 meter persegi dianggap terlalu kecil bagi penyewa.
Selain itu, banyak yang melaporkan terjangkit penyakit akibat jamur dan asbes dari gedung. Hal ini memaksa gedung yang dibangun pada 1960 tersebut tutup dan kosong hingga hari ini.
Namun perang saudara yang berkecamuk pada 1975 membuat semua bisnis terkena imbasnya tak terkecuali hotel ini.
Selama perang, bangunan hotel menjadi tempat pertempuran. Kini yang tersisa hanyalah rangka bangunan dengan banyak bekas peluru di sisinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.