Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungi Sumbawa, Basuki Tinjau Rehabilitasi Rumah Pasca-gempa

Kompas.com - 11/09/2018, 21:00 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan kunjungan kerja ke Pulau Sumbawa di Kabupaten Sumbawa Barat, Selasa (11/9/2018).

Kunjungan itu dilakukan untuk melihat perkembangan rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas publik dan rumah penduduk di Pulau Lombok, Pulau Sumbawa, dan wilayah lain di Provinsi NTB yang terkena dampak gempa.

“Sekarang saatnya untuk membangun kembali Sumbawa pasca-gempa. Perbaikan fasilitas publik di Sumbawa Barat oleh PT Istaka Karya perlu dipercepat,” kata Basuki melalui keterangan tertulis, Selasa (11/9/2018).

Dia melanjutkan, perbaikan rumah juga akan berjalan lebih cepat dengan adanya Peraturan Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR) yang didukung oleh Agen Gotong Royong sebagai tenaga inti Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak).

Proses rehabilitasi dan rekonstruksi rumah penduduk di Pulau Sumbawa, Provinsi NTB, yang terkena dampak gempa.Dokumentasi Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Proses rehabilitasi dan rekonstruksi rumah penduduk di Pulau Sumbawa, Provinsi NTB, yang terkena dampak gempa.
Selain itu, pemerintah juga memulai pencairan bantuan secara bertahap untuk membangun kembali rumah yang rusak, yakni Rp 50 juta untuk rumah rusak berat, Rp 25 juta rumah rusak sedang, dan Rp 10 juta rumah rusak ringan.

Pencairan uang itu membutuhkan rasa saling percaya kaerna dalam kondisi darurat bencana. Nantinya para korban gempa akan menerima uang itu secara penuh tanpa potongan sama sekali.

“Saya minta minggu ini bergerak semua. Dimulai dari rumah-rumah yang sudah diverifikasi dan tercantum dalam Surat Keputusan (SK) Bupati, yakni 346 rumah rusak berat, 651 rumah rusak sedang, dan 1.364 rumah rusak ringan. Totalnya menjadi 2.361 rumah,” jelas Basuki.

Masyarakat yang membangun rumah tahan gempa bisa menggunakan teknologi rumah instan sederhana sehat (Risha) yang dikembangkan oleh Kementerian PUPR.

Kelebihan teknologi itu antara lain menggunakan sistem modular dengan ukuran panel yang sudah baku sehingga cepat dalam pengerjaan, yakni hanya sekitar dua minggu. Harganya pun cukup terjangkau, yaitu sekitar Rp 50 juta untuk rumah tipe 36.

Proses rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas publik dan rumah penduduk di Pulau Sumbawa, Provinsi NTB, yang terkena dampak gempa.Dokumentasi Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Proses rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas publik dan rumah penduduk di Pulau Sumbawa, Provinsi NTB, yang terkena dampak gempa.
“Namun, tidak ada keharusan menggunakan Risha. Risha hanya cara atau teknologi. Kalau ada desain lain silakan, misalnya rumah tahan gempa dari kayu atau local wisdom lainnya, tetapi harus dicek dan disetujui Kementerian PUPR,” imbuhnya.

Untuk diketahui, penerapan Risha sudah dilakukan dan teruji di daerah bencana, seperti di Aceh dan Sinabung, Sumatera Utara.

Dalam kunjungan itu, Basuki juga meninjau dua posko pengungsian di Kecamatan Brang Rea dan Kecamatan Seteluk.

Ada pula dua sekolah dan satu puskesmas di sekitarnya yang sekarang dalam tahap awal rehabilitasi.

Terhitung ada 49 fasilitas publik di Kabupaten Sumbawa Barat yang mengalami kerusakan dan sudah diverifikasi.

Dari jumlah itu, lima bangunan dalam perbaikan, yaitu dua puskesmas dan tiga sekolah di Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com