Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Rumah dari Sampah

Kompas.com - 09/09/2018, 12:42 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

 

 

KOMPAS.com - Rumah ramah lingkungan bukan isapan jempol belaka. Dengan barang-barang yang mudah ditemukan, membangun rumah hijau dengan biaya terjangkau kini bukan lagi sekedar impian.

Adalah Michael Reynolds, salah seorang arsitek yang fokus dalam memanfaatkan bahan ramah lingkungan dalam setiap rancangannya.

Material yang digunakan pun merupakan bahan yang umum ditemukan. Jika botol dan ban karet bekas dianggap sampah oleh masyarakat, namun tidak bagi Reynolds.

rumah ramah lingkungan berbahan dasar sampahFelix Mueller rumah ramah lingkungan berbahan dasar sampah
Dalam sebuah video yang diunggah akun Facebook 60 Second Docs, Reynolds mengungkapkan bahwa dia memilih memanfaatkan sampah sebagai bahan baku pembuatan rumah.

"Saya belum pernah berada di tempat mana pun yang tidak memiliki ban, kaleng, dan botol," ujar Reynolds dalam video berdurasi 60 detik tersebut.

Menurut dia, jumlah ban di muka bumi melebihi jumlah pepohonan.

"Barang-barang ini hanya dibuang begitu saja," lanjut dia.

Dengan alasan itulah, Reynolds kemudian memiliki ide untuk membuat rumah ramah lingkungan. Uniknya, sekitar 50 persen komponen material bangunan ini merupakan hasil daur ulang.

Hal ini membuat rumah rancangan Reynolds menjadi rumah ramah lingkungan sekaligus terjangkau bagi kalangan menengah ke bawah.

Rancangan rumah

Rumah ini dibangun menggunakan bahan kaleng, botol, alumunium, atau pun limbah daur ulang. Mueller Felix Rumah ini dibangun menggunakan bahan kaleng, botol, alumunium, atau pun limbah daur ulang.
Pada dasarnya, rumah rancangan Reynolds hanya memanfaatkan bahan atau sampah yang ada di sekitar. Rumah yang disebut Earthship tersebut dibangun menggunakan bahan kaleng, botol, alumunium, atau pun limbah daur ulang.

Material ini kemudian direkatkan dengan batu bata serta bahan anti termal lainnya, agar dinding rumah bisa menangkal panas. Bahkan, proses konstruksinya juga tidak membutuhkan waktu yang lama.

Reynolds melengkapi rumah rancangannya dengan sistem Biotektural. Sistem ini memberikan resapan air serta sirkulasi pada tanaman di sekitar rumah. Sehingga penghuni tidak harus menyiram atau menyimpan air khusus untuk tanaman.

Tak lupa, Reynolds melapisi atap rumah dengan bahan yang mampu menangkal panas. Selain itu, rumah ini menghadap ke arah cahaya matahari. Pada musim panas, bangunan juga memiliki tirai khusus yang bisa menghalangi masuknya cahaya ke dalam.

Pada bagian belakang rumah, terdapat tumpukan ban bekas. aterial ini berguna untuk menyerap hawa panas dari dalam ruangan.Mueller Felix Pada bagian belakang rumah, terdapat tumpukan ban bekas. aterial ini berguna untuk menyerap hawa panas dari dalam ruangan.
Pada bagian belakang rumah, terdapat tumpukan ban bekas. Penempatan ban ini bukan tanpa alasan. Material ini berguna untuk menyerap hawa panas dari dalam ruangan, dengan menyalurkannya keluar melewati saluran.

Tak lengkap rasanya jika rumah ramah lingkungan ini tidak memiliki taman. Pada bagian depan, terdapat taman khusus yang dilengkapi dengan tempat penyimpanan air.

Rancangannya mampu diaplikasikan ke dalam berbagai tempat, termasuk di wilayah tundra seperti Alaska atau dataran tinggi di Texas.

Rumah ini juga mempunyai panel surya sebagai sumber energi bangunan. Saat ini, Reynolds tengah mengembangkan perumahan di New Mexico.

Meski mendapat beberapa kritikan, Reynolds dan perusahaannya, Eartship Biotecture, berhasil mengembangkan rumah ramah lingkungan dengan harga terjangkau di berbagai penjuru dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com