Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Jakarta, 3 Kota ASEAN Ini Juga Terancam Tenggelam

Kompas.com - 18/08/2018, 18:29 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa kota di dunia sedang menghadapi masalah yang sama akibat dari pemanasan global. Salah satunya adalah peningkatan permukaan air laut akibat melelehnya es dan gletser.

Tak cukup disitu, masalah penurunan muka tanah juga membayangi kota-kota besar di dunia. Di beberapa kota berkembang, penyebab utama penurunan ini karena eksploitasi terhadap sumber air tanah.

Selain itu, kegiatan pembangunan dalam skala besar juga memperparah keadaan. Lebih lanjut, kondisi tanah di kota-kota pesisir sering dibangun di atas tanah lunak, seperti rawa atau gambut.

Baca juga: 2050, Jakarta Utara Bakal Tenggelam

Jakarta misalnya, kota metropolitan ini menduduki peringkat pertama dalam tingkat penurunan muka tanah. Dalam 30 tahun terakhir, permukaan tanah Jakarta telah tenggelam sedalam 4 meter.

Sedangkan rerata penurunan tanah berada di angka 1 sampai 15 sentimeter per tahun, seperti dilansir dari BBC.

Wilayah Jakarta Utara terdampak paling parah dengan penurunan sedalam 2,5 sentimeter per tahun di beberapa bagian.

Jika hal ini terus berlanjut, pada tahun 2050 mendatang, 95 persen wilayah di Jakarta Utara akan berada di bawah permukaan air laut.

Selain Jakarta, tiga kota di Asia Tenggara ini juga mengalami hal serupa:

Manila

Kenaikan permukaan air laut dimulai sejak dekade 1960-an, ketika industrialisasi di Filipina mulai berkembang.

Selain permukaan air laut, masalah besar yang dihadapi ibukota Filipina ini adalah turunnya permukan tanah. Setiap tahun, Manila menghadapi penurunan muka tanah sedalam 45 milimeter.

Pada tahun 2050 mendatang, permukaan air laut di Manila diprediksi akan melonjak hingga 50 sentimeter. Dalam kenario terburuk, air laut akan menembus pusat kota Manila dan beberapa wilayah di sekitarnya.

Epifanio de los Santos Avenue (EDSA) adalah jalan utama di sekitar Metro Manila, lebarnya hampir 24 km. Wilayah ini sering padat sepanjang hari oleh penumpang yang ingin menuju sekitar kota.KARIM RASLAN Epifanio de los Santos Avenue (EDSA) adalah jalan utama di sekitar Metro Manila, lebarnya hampir 24 km. Wilayah ini sering padat sepanjang hari oleh penumpang yang ingin menuju sekitar kota.
Ho Chi Minh City

Rerata penurunan muka tanah di Ho Chi Minh City sedalam 80 milimeter tiap tahun. Kota ini juga mengalami permasalahan yang sama, yakni eksploitasi air dari lapisan tanah dalam.

Hal ini menjadikan lapisan tersebut kosong, sehingga mempercepat penurunan muka tanah.

Bangkok

Kota ini mengalami penurunan permukaan tanah sedalam 20 hingga 30 milimeter setiap tahunnya. Jika penurunan ini terus berlanjut, pada tahun 2030, sebagian wilayah Bangkok akan berada di bawah permukaan air laut sedalam 1,5 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com