Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

270 Park Avenue, Gedung Tertinggi yang Pernah Dihancurkan

Kompas.com - 06/08/2018, 15:30 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) melaporkan, gedung 270 Park Avenue di kota New York, Amerika Serikat, menjadi gedung tertinggi yang pernah dihancurkan.

Gedung itu sekaligus sebagai bangunan pertama yang tingginya lebih dari 200 meter untuk diremukkan.

Fakta itu didapat setelah CTBUH mencatat data mengenai 100 gedung tertinggi di dunia yang dibongkar oleh pemiliknya.

Sebelumnya, bangunan tertinggi yang pernah dihancurkan adalah Singer Building di New York, yang sampai tahun 1968 memiliki ketinggian 187 meter dan terdiri dari 41 lantai.  

Saat itu, gedung tersebut diruntuhkan untuk membuat jalan baru bagi pencakar langit One Liberty Plaza.

Menurut penelitian CTBUH, umumnya 100 bangunan tertinggi di dunia itu dihancurkan demi memenuhi kebutuhan akses jalan karena kehadiran sejumlah gedung bertingkat baru.

Keputusan untuk menghancurkan gedung pencakar langit dipengaruhi antara lain karena padatnya lahan di kota-kota besar dan potensi pengembalian finansial yang lebih besar daripada bangunan yang ada saat ini.

"Dalam banyak kasus, meruntuhkan gedung lama dan menggantinya dengan gedung baru merupakan hal yang masuk akal, terutama jika gedung itu sudah melebihi batas kelayakan penggunaannya," kata Direktur Eksekutif CTBUH Antony Wood, seperti dipublikasikan Worldpropertyjournal.com.

Gedung 270 Park Avenue di kota New York, Amerika Serikat.Worldpropertyjournal.com Gedung 270 Park Avenue di kota New York, Amerika Serikat.

Namun, ujar dia, saat ini ada lebih dari 1.300 bangunan di seluruh dunia dengan ketinggian lebih dari 200 meter dan jumlah itu terus bertambah.

Bangunan tinggi yang dihancurkan selama ini hanya setinggi 187 meter, belum pernah ada kejadian untuk merobohkan menara yang tingginya mencapai 200 meter.

Orang menganggap bahwa sejumlah bangunan tinggi itu sebagai entitas abadi yang akan terus eksis sampai 100 atau 200 tahun.

Itulah yang membuat para perancangnya harus berpikir kreatif agar gedung itu terus bertahan dan beradaptasi untuk bisa digunakan hingga masa depan.

Sesuai hasil riset, masa penggunaan 100 bangunan tertinggi yang sudah dihancurkan itu rata-rata hanya 41 tahun.

Sementara itu, menurut pertimbangan ekonomi, dalam beberapa kasus pembongkaran yang menonjol, tidak semua bangunan yang dirobohkan itu untuk keperluan membuka jalan bagi menara baru.

Sebagai contoh, Ocean Tower setinggi 116 meter di Pulau Padre Selatan, AS, diruntuhkan satu tahun setelah selesai dibanguna karena ditemukan ada keretakan dalam betonnya dan bangunan itu pun mulai menurun.

Bangunan lainnya, yaitu Edificio Windsor, yang memiliki ketinggian 104 meter di Madrid, Spanyol, harus dibongkar setelah mengalami kerusakan akibat kebakaran besar.

Bila dilihat dari sisi geografis, kota-kota di Amerika Utara menyumbang 53 persen dari 100 bangunan tertinggi di dunia yang pernah dihancurkan.

Hal itu tidak mengherankan mengingat pencakar langit modern pertama mulai muncul di Chicago dan New York, AS, pada tahun 1890-an.

Lebih dari seperempat dari 100 bangunan tertinggi yang dirobohkan itu dibangun antara tahun 1890 dan 1920, sedangkan gedung-gedung bertingkat yang dibangun pada tahun 1970-an mencapai 24 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Berita
Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel 'Stainless Steel' di Dapur

Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel "Stainless Steel" di Dapur

Tips
Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Apartemen
Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Perkantoran
186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

Berita
4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

Berita
Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Sertifikat Elektronik Persempit Ruang Gerak Mafia Tanah

Sertifikat Elektronik Persempit Ruang Gerak Mafia Tanah

Berita
[POPULER PROPERTI] Mei 2024, Tol Betung-Tempino-Lencir Mulai Dibangun

[POPULER PROPERTI] Mei 2024, Tol Betung-Tempino-Lencir Mulai Dibangun

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com