Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Komplek Smelter Baru Bakal Dibangun di ModernCikande

Kompas.com - 31/07/2018, 13:35 WIB
M Latief

Editor

SERANG, KOMPAS.com - ModernCikande Industrial Estate (MCIE) tanda tangani nota kesepahaman (memorandum of understanding) dengan perusahaan tambang PT Indo Mineralita Prima (IMP), Senin (30/7/2018). Kedua perusahaan sepakat melakukan kerjasama pembangunan komplek smelter di kawasan industri ModernCikande.

IMP, sebagai pemegang konsesi penambangan bijih timah, seng, dan logam di Kalimantan Tengah bersiap akan mengakuisisi lahan industri seluas 10 hektar di areal industri tersebut. Akusisi akan dilakukan bertahap hingga kuartal I 2019 mendatang.

"Untuk menjadikan kawasan ini sebagai lokasi smelter kami sudah pertimbangkan beberapa faktor, antara lain aksesibilitas kawasan yang baik, kemudahan logistik bersama dengan pasokan energi dan industri air, serta izin lingkungan dan konstruksi lead time," ujar Craig A. Owensby, Direktur PT IMP.

Dalam nota kesepahaman tersebut disebutkan bahwa sebagai perusahaan tambang PT IMP diwajibkan memenuhi segala peraturan yang telah ditetapkan Pemerintah terkait perizinan serta lisensi sebagai perusahaan pengelola tambang, logistik dan juga pengeoperasian smelter.

Sementara itu, selaku pengembang kawasan industri, Modern Industrial Estat akan menyediakan lahan yang ditentukan termasuk penyediaan berbagai fasilitas. Adapun pelaksanaan lebih lanjut nota kesepakatan itu akan diatur secara rinci dalam surat perjanjian jual beli.

"Tentu harus sesuai dengan kaidah hukum dan peraturan yang berlaku," papar Pascall Wilson, Direktur Utama PT Modern Industrial Estat yang menandatangani MoU tersebut.

Sebagai salah satu kawasan industri terbesar di barat Jakarta, lanjut Pascal, ModernCikande terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan perusahaan nasional maupun internasional. Lokasi industri ini terbilang strategis lantaran bisa diakses melalui tol Jakarta-Merak dan pintu tol Cikande maupun Ciujung. Lokasinya juga dekat dengan tiga pelabuhan besar, yakni Ciwandan, Cigading, dan Merak Mas.

Pascal menuturkan, dari total lahan 3.175 hektar, luas lahan yang telah dikembangkan mencapai 40 persen dengan sisa cadangan lahan sekitar 1500 hektar. Saat ini kawasan industri ini dihuni lebih dari 200 perusahaan lokal maupun multinasional.

"Perusahaan yang masih dominan itu perusahaan kimia, baja, produk smelter dan juga material rumah atau properti," kata Pascal.

Saat ini di dalam kawasan industri tersebut sudah berdiri komplek pertokoan, klinik, kantor pos, perbankan, kantin dan penginapan. Bahkan, PT Modern Asia Hotel, PT Modernland Realty Tbk, resmi membangun hotel baru untuk membidik tamu di dalam kawasan industri tersebut.

"Ke depan kami makin siap memfasilitasi investor industri halal, baik itu lokal maupun asing. Zona industri halal yang kami kembangkan ini memiliki infrastruktur dan fasilitas manajemen dan distribusi halal, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun pasar internasional," tambah Pascal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau