KOMPAS.com - Dari semua platform media sosial, menurut riset Unity Marketing; Most Used and Most Important Social Media Platforms, Facebook merupakan media yang sering digunakan para desainer interior untuk memajang hasil karya mereka.
Persentase penggunaannya bisa mencapai 75 persen. Kemudian diikuti Instagram (65 persen), Houzz (56 persen), dan Pinterest (43 persen).
Di sisi lain ketika ditanya media sosial yang paling penting, para desainer ini menilai Instagram merupakan platform paling efektif, dengan tingkat penggunaan sebesar 39 persen.
Persentase ini lebih tinggi dari Facebook dengan tingkat penilaian sebesar 35 persen, sementara media sosial lainnya tertinggal jauh di belakang.
Berdasarkan hasil riset di atas, Facebook mungkin media sosial yang paling sering digunakan namun tidak seefektif Instagram di mata para desainer interior.
Selain kedua media sosial tersebut, platform media lain dianggap lebih banyak membuang waktu dan uang bagi para desainer.
Desainer interior butuh banyak mengevaluasi media sosial apa yang paling menguntungkan bagi mereka.
Instagram paling efektif namun Facebook paling banyak digunakan
Sejak dibeli oleh Facebook pada tahun 2012, Instagram telah berkembang sangat pesat. Meski tertinggal dalam jumlah pengguna, namun Instagram dianggap sebagai platform media sosial yang paling efektif untuk memasarkan jasa dibanding platform lain, khususnya bagi para desainer interior.
Melansir Independent, hal ini karena pengguna media sosial membutuhkan platform yang lebih lengkap dari segi fungsi dan penggunaan, dan Instagram dianggap lebih unggul saat ini.
Sejak Instagram menambahkan berbagai alat promosi ke dalam layanannya, platform ini berkembang dari sekedar media unjuk gambar namun juga menjadi tempat bagi para pekerja kreatif untuk mempromosikan karya mereka.
Instagram juga terkenal sebagai platform yang memiliki engagement rate terbesar di antara media sosial lainnya.
Mengapa Instagram lebih menjanjikan daripada Facebook?
Meski memiliki pengguna aktif lebih besar, nyatanya Facebook masih dibawah Instagram dalam jumlah engagement (keterlibatan).
Engagement dalam media sosial adalah keterlibatan pengguna dalam berkomunikasi secara dua arah dengan pengikutnya.
Menghitung jumlah engagement sangat mudah. Misalnya sebuah akun Instagram memiliki 2.500 pengikut, maka kombinasikan jumlah ‘Likes’ dan ‘Comments’ dalam satu postingan, lalu bagi dengan jumlah pengikut.
Perhitungan ini berlaku untuk engagement rate setiap postingan. Untuk menghitung total engagement rate sebuah akun, tinggal jumlahkan seluruh hasil dan bagi dengan jumlah postingan.
a. Engagement rate yang lebih besar
Facebook dan Twitter memiliki engagement rate sekitar 0,5 sampai 1,0 persen dimana Instagram memiliki jumlah keterlibatan pengguna yang lebih besar, yakni sekitar 3-4 persen.
Berdasarkan studi yang dilakukan Rival IQ dalam hal dekorasi hunian, satu unggahan di Instagram rata-rata memiliki engagement rate sebesar 1,180 persen. Sementara Facebook hanya 0,11 persen.
b. Pertumbuhan pengikut lebih cepat
Selain engagement rate, Instagram juga memiliki keunggulan dalam pertumbuhan jumlah pengikut. Rata-rata suatu brand yang memang serius promosi di platform ini mengalami kenaikan 6 hingga 8 persen pengikut per bulan.
Jumlah ini tiga kali lebih banyak dibanding rata-rata pertumbuhan di Facebook, Twitter, ataupun Pinterest.
Persentase ini lebih tinggi dibanding Facebook dengan tingkat penilaian sebesar 35 persen, sementara media sosial lainnya tertinggal jauh di belakang.
Berdasarkan hasil di atas, Facebook mungkin media sosial yang paling sering digunakan namun tidak seefektif Instagram di mata para desainer interior.
Memaksimalkan media sosial
Media sosial merupakan salah satu sarana yang bisa digunakan untuk mempromosikan jasa desain interior. Salah satunya adalah Robert Wiesanto, pemilik jasa dan konsultasi desain interior RW Interior.
Robert melakukan promosi dengan memanfaatkan media sosial, Instagram. Melalui akun Instagram @rwinterior, Robert banyak mengunggah karya dan proyek yang pernah ia kerjakan.
“Yang paling penting untuk mengupload atau memberikan informasi di media sosialnya,” ujar Robert Wiesanto, kepada Kompas.com, Jumat(20/7/2018).
Mengapa Instagram? Menurut Robert, media sosial ini menyediakan berbagai alat promosi yang lebih baik dibanding platform lainnya.
Selain itu Instagram juga memberikan kemudahan dengan berbagai sarana promosi yang disediakan. Untuk memaksimalkan penggunaannya, Robert juga memanfaatkan media sponsor yang disediakan.
Menurut Robert, media sosial ini juga lebih mudah untuk diakses, apalagi bagi mereka yang sering memajang foto atau gambar.
“Karena lewat Instagram, kita juga mudah untuk mengetahui respon dari orang yang melihat portfolio kita,” tutur Robert.
Untuk waktu menunggah sendiri, Robert memberikan saran, waktu yang tepat biasanya jam 12 siang atau pukul 7 malam, bisa juga pada waktu-waktu senggang atau pada saat jam pulang kantor.
Jangan lupa untuk menyiapkan gambar unggahan. Instagram merupaakn media sosial yang lebih menekankan aspek visual, sehingga gambar yang baik akan lebih menarik perhatian pengguna dibanding gambar yang diambil seadanya.
Penggunaan tanda pagar atau hashtag (#) juga jangan disepelekan. Alat ini merupakan sarana bagi para pengguna untuk mencari topik khusus yang diinginkan. Untuk itu memaksimalkan penggunaan layanan ini untuk memasarkan suatu jasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.