Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Sosial Marak, Profesi Desainer Interior Justru Terpuruk

Kompas.com - 19/07/2018, 14:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada era di mana sosial media menjadi penghubung bagi banyak orang dari berbagai kalangan, profesi desainer interior justru mengalami penurunan.

Idealnya, kemunculan media sosial berdampak positif bagi para pekerja kreatif. Namun hal ini tidak berlaku bagi para desainer interior.

Media sosial justru mengurangi jatah pelanggan jasa untuk desain interior karena banyak yang beralih untuk mendekor sendiri rumah pribadinya.

Sebuah survei yang dilakukan oleh YouGov, mengungkapkan, banyak orang lebih memilih merancang sendiri interior hunian mereka.

Survei tersebut dilaksanakan terhadap 300 orang desainer interior profesional di Amerika Serikat sebagai responden.

Hasilnya, sebanyak 10 persen dari orang-orang yang dianggap ”kaya” secara rutin menggunakan jasa desainer interior.

Ukuran “kaya” di sini merujuk pada mereka yang memiliki aset 10 juta dollar atau lebih dan pendapatan rumah tangga di atas 350 ribu dollar AS.

Tentu jumlah ini belum termasuk mereka yang secara rutin menggunakan jasa desainer interior, sehingga survei ini masih dianggap belum menjawab permasalahan.

Promosi mulut ke mulut dianggap lebih efektif

Unity Marketing kembali mengadakan survei, kali ini terhadap 200 orang responden untuk menggali lebih dalam mengenai tantangan berkecimpung di media sosial.

Hasilnya, banyak desainer interior yang tidak mengetahui media sosial apa yang efektif bagi perkembangan bisnisnya.

Berdasarkan survei ini, sekitar 80 persen desainer interior beralih dan aktif di berbagai platform media sosial.

Dari keseluruhan jumlah ini, hanya 17 persen yang efektif dalam mempromosikan bisnis mereka.

Hasil penelitian Unity Marketing mengenai penilaian para desainer interior terhadap efektivitas penggunaan media sosialunitymarketingonline.com Hasil penelitian Unity Marketing mengenai penilaian para desainer interior terhadap efektivitas penggunaan media sosial

Sebagian sisanya, masih mengandalkan cara promosi dari mulut ke mulut (Word of Mouth) yang dianggap lebih efektif.

Dengan kata lain, delapan dari sepuluh desainer interior yang berkecimpung di media sosial, menganggap platform ini menjanjikan namun tidak memberikan pemasukan.

Ketika disurvei tentang tantangan bisnis mereka, desainer interior melaporkan tantangan nomor satu adalah bagaimana caranya menarik klien baru.

Dalam dunia media sosial, sangat penting untuk tak hanya eksis dan ada di sana, namun juga bagaimana menemukan cara yang tepat yang dapat menarik pelanggan yang potensial.

“Desainer banyak menghabiskan waktunya (di media sosial). Hal ini membuat mereka merasa lebih baik saat tidak memiliki pemasukan,” ujar salah satu desainer saat survei.

Lainnya berpendapat bahwa media sosial merupakan tempat bagi mereka yang mencari teman senasib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com