Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evaluasi Mudik, Macet karena "Rest Area" Masih Jadi Catatan

Kompas.com - 25/06/2018, 16:02 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengklaim pelaksanaan hajat mudik dan balik Lebaran 2018, jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski demikian, masih ada hal yang menjadi catatan, terutama soal keberadaan rest area atau tempat istirahat yang masih kurang.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto menuturkan, secara umum masyarakat lebih mudah dalam menjalani ritual tahunan tersebut pada tahun ini.

Baca juga: Ketua Komisi V DPR: Macet Mudik 2018 karena Antrean di Rest Area

"Kemacetan lalu lintas telah dapat diurai, kecelakaan lalu lintas telah dapat dikurangi sangat jauh sekali, 30 persen dari tahun-tahun yang lalu. Angka ini cukup besar," ungkap Wiranto di Mabes Polri, Senin (25/6/2018).

Tak hanya dari sisi kemacetan, Wiranto mengklaim, keberhasilan juga dicapai berdasarkan harga kebutuhan bahan pokok yang relatif dapat terkendali. Meski terjadi kenaikan harga, namun masih dalam batas wajar.

"Tidak seperti tahun lalu yang sangat tajam dan tidak terjangkau masyarakat," ujarnya.

Kendaaraan berhenti di rest area di Kalikangkung, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (12/6/2018)KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Kendaaraan berhenti di rest area di Kalikangkung, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (12/6/2018)
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menilai, keberadaan rest area di sepanjang jalur mudik masih perlu ditambah.

Baca juga: 4 Faktor Penyebab Mudik Lebaran 2018 Terbilang Sukses

Saat arus balik kemarin, menurut dia, sudah ada penambahan rest area di beberapa titik jalur mudik. Namun, jumlah rest area tersebut masih kurang.

"Jadi saya kira ini khusus. Kita lagi mikir mungkin harus ada tambahan rest area yang dibuka pada saat Natal, Tahun Baru, Lebaran," kata Basuki.

Sementara itu, AVP Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru mengakui kurangnya rest area masih menjadi catatan pada pelaksanaan mudik Lebaran tahun ini.

Sebab, salah satu penyebab terjadinya kemacetan di jalan tol lantaran masyarakat yang mengantri masuk ke dalam rest area.

Meski demikian, berbagai langkah antisipasi telah dilakukan untuk mengatasi kemacetan di rest area, seperti pemberlakuan contraflow dan one way traffic.

Baca juga: Skenario Korlantas Atasi Macet Mudik Tahun Ini

"Rest area yang mengalami kepadatan juga ada zonasi, sehingga menjadi bagus," kata Heru.

Suasana kendaraan pemudik saat memasuki rest area Tol  Pemalang-Batang, Jawa Tengah, Senin (11/6/2018). Jalan tol tersebut merupakan tol fungsional yang dibuka selama 24 jam hingga H+ 7 Lebaran.MAULANA MAHARDHIKA Suasana kendaraan pemudik saat memasuki rest area Tol Pemalang-Batang, Jawa Tengah, Senin (11/6/2018). Jalan tol tersebut merupakan tol fungsional yang dibuka selama 24 jam hingga H+ 7 Lebaran.
Ia menambahkan, pada tahun ini ada 68 rest area yang dibuka di sepanjang jalur mudik Tol Trans-Jawa. Jumlah ini meningkat signifikan bila dibandingkan pelaksanaan arus mudik dan balik Lebaran tahun lalu, yang hanya sekitar 30-40 rest area.

Selain itu, Jasa Marga juga membuka sejumlah parking bay yang dapat dimanfaatkan masyarakat bila rest area padat.

Untuk tahun depan, Heru mengatakan, Jasa Marga akan menambah jumlah rest area hingga sekitar 20 rest area yang akan dikembangkan dan dikelola PT Jasamarga Properti.

Nantinya, rest area itu akan tersebar di sejumlah ruas tol baru yang akan beroperasi, seperti Tol Batang-Semarang, Tol Solo-Ngawi, Tol Ngawi-Kertosono, dan Tol Surabaya-Mojokerto.

"Itu salah satu tupoksinya (PT Jasamarga Properti) membangun rest area seluruh jalan tol baru. Jadi tidak ada pengerjasamaan," tuntas Heru.

Saksikan video reportase perjalanan mudik Tim Merapah Trans Jawa berikut ini:

Kompas Video Tim Merapah Trans-Jawa 3 Kompas.com melanjutkan perjalanan dari Solo sampai Pasuruan. Perjalanan kali ini Tim dibekali sepasang Cross Over Datsun Cross.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com