Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

McDonald's Umumkan PHK Massal

Kompas.com - 09/06/2018, 15:16 WIB
Haris Prahara,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Remuk redamnya industri ritel tak kunjung reda. Giliran restoran siap saji McDonald's menjadi korban.

Kabar getir baru saja diumumkan manajemen pusat McDonald's di Amerika Serikat.

Sebagaimana diwartakan Wall Street Journal, Jumat (8/6/2018), pebisnis makanan besutan Ray Kroc itu masuk pusaran angin ribut ritel.

Karena itulah, McDonald's mulai mengencangkan ikat pinggang, antara lain dengan menghapus sejumlah struktur manajer dalam organisasi.

Langkah itu termasuk bagian dari rencana prestisius penghematan 500 juta dollar AS hingga akhir 2019.

Baca juga: Peritel Makanan Ikut Berguguran, 500 Gerai Subway Tumbang

Penyederhanaan organisasi tentunya membuat sejumlah karyawan mesti terdepak dari perusahaan.

Dalam surat elektronik kepada seluruh karyawan, pemasok, dan pewaralaba, Presiden McDonald's Amerika Serikat Chris Kempczinski mengatakan, perombakan manajerial tak dapat dihindari.

"Saya mengakui berubah itu sulit. Namun, satu hal pasti, penyederhanaan organisasi sama artinya dengan memberhentikan sejumlah karyawan," tegas Chris.

Ia melanjutkan, struktur antara pelaksana lapangan dan Chief Executive Steve Easterbrook bakal dipangkas jadi enam lapisan (sebelumnya ada delapan lapisan).

Meski begitu, Chris masih enggan membocorkan secara gamblang seberapa besar karyawan terkena PHK akibat kebijakan tersebut.

McDonaldsSHUTTERSTOCK McDonalds
Asal tahu saja, McDonald's juga telah melakukan aksi pengurangan karyawan dalam dua tahun terakhir. Mereka mulai mengganti tenaga manusia dengan mesin, utamanya dalam hal pemesanan makanan.

Penghilangan tenaga manusia itu diyakini mampu mempercepat pengambilan keputusan dalam perusahaan.

Bukan tanpa sebab jika McDonald's mesti berbenah. Kedigdayaan mulai tergerus seiring ketatnya persaingan bisnis restoran cepat saji.

Pada 2016, peritel makanan itu mengumumkan kehilangan sedikitnya 500 juta pesanan di seluruh Negeri Liberty dalam lima tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com