Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Menjajal Jalur Mudik Tol Trans Jawa

Kompas.com - 06/06/2018, 18:38 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Tim Merapah Trans Jawa Kompas.com telah tiba di Probolinggo, Jawa Timur, setelah melakukan perjalanan panjang dari Jakarta sejak Sabtu (2/6/2018). 

Hingga hari ini, Rabu (6/6/2018), Tim Merapah Trans Jawa telah melintasi 15 ruas tol operasional, dan fungsional dengan total panjang 807,5 kilometer.

Kru yang terlibat dalam perjalanan reportase mudik tahun 2018 sebanyak tujuh orang yang terdiri dari tiga jurnalis, dua videografer, satu fotografer, dan satu bagian umum.

Di sepanjang perjalanan, kami menemukan banyak hal menarik, seru, istimewa, dan berbeda yang bisa kami ceritakan kepada pembaca.

Mulai dari jalanan yang gelap, kondisi fisik jalan yang berbeda di antara satu segmen dengan segmen lainnya, masjid yang berdiri kokoh di tengah jalan tol, hingga jalur off road yang masih berupa gundukan tanah.

Kendaraan melintas di Tol Pemalang-Batang, Jawa Tengah, Sabtu (2/6/2018). Tol tersebut akan difungsionalkan pada arus mudik lebaran 2018.MAULANA MAHARDHIKA Kendaraan melintas di Tol Pemalang-Batang, Jawa Tengah, Sabtu (2/6/2018). Tol tersebut akan difungsionalkan pada arus mudik lebaran 2018.
Saat melintasi tol fungsional Pemalang-Batang, di beberapa titik kami berkendara di tengah kegelapan.

Hanya sinar rembulan, dan lampu jauh yang menjadi penerang kami melintasi tol sepanjang 39,2 kilometer tersebut, seraya memperhatikan perangkat peta digital agar tidak tersesat.

Tak hanya itu, berhubung status ruas Tol Pemalang-Batang masih fungsional, ada sejumlah titik dengan perbedaan elevasi cukup tajam, sehingga kami harus konsentrasi penuh memperhatikan kondisi fisik jalan.

Hal serupa kami dapati di ruas Tol Batang-Semarang. Perbedaan elevasi fisik prasarana jalan menjadi hal penting yang harus diwaspadai. 

Ada saat, kami bisa berkendara dengan laju 80 kilometer hingga 100 kilometer per jam, namun tiba-tiba harus menurunkan kecepatan hingga 40 kilometer per jam karena perbedaan elevasi tersebut.

Pasalnya, jika diteruskan berkendara dengan kecepatan konstan, yang terjadi adalah keterkejutan tiba-tiba.

"Awalnya jalan mulus memancing kami memacu gas sekencang mungkin, tetapi tiba-tiba permukaan jalan di depan tidak semulus dan selevel sebelumnya. Ini yang harus diwaspadai oleh pemudik," tutur Alsadad Rudi, salah satu kru Merapah Trans Jawa Kompas.com.

Suasana Masjid Jami Baitul Mustaghfirin di tengah ruas Tol Semarang-Batang, Seksi V Kaliwungu-Krapyak di Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/6/2018). Masjid berwarna hijau dengan struktur dua lantai itu masih digunakan warga sehari-hari untuk beribadah dan Jalur Tol Batang-Semarang saat ini tengah dipersiapkan sebagai jalur fungsional saat mudik Lebaran 2018.Maulana Mahardhika Suasana Masjid Jami Baitul Mustaghfirin di tengah ruas Tol Semarang-Batang, Seksi V Kaliwungu-Krapyak di Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/6/2018). Masjid berwarna hijau dengan struktur dua lantai itu masih digunakan warga sehari-hari untuk beribadah dan Jalur Tol Batang-Semarang saat ini tengah dipersiapkan sebagai jalur fungsional saat mudik Lebaran 2018.
Yang menarik dari ruas tol ini adalah ketika kami tiba di Seksi 4 dan 5, terdapat Masjid Baitul Jami Al Mustaghfirin yang berada persis di tengah-tengah Tol Batang-Semarang.

Masjid bersepuh hijau pupus ini berdiri kokoh dan menajdi saksi bisu percepatan pembangunan infrastruktur di sekitarnya.

Cuaca terik

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com