LONDON, KOMPAS.com – Peritel pakaian tersohor Inggris, Marks and Spencer, melansir laporan kinerja terbarunya. Hasilnya menjadi alarm keras bagi Marks and Spencer untuk mempertahankan bisnisnya.
Pengumuman kinerja keuangan itu hanya berselang beberapa jam setelah kabar ambruknya 100 toko Marks and Spencer.
Sebagaimana dikutip Sky News, Rabu (23/5/2018), peritel kelas premium tersebut mengalami penurunan laba hingga 62 persen untuk tahun berjalan per 31 Maret lalu. Keuntungan yang diraih Marks and Spencer pada periode itu sebesar 66,8 juta Poundsterling.
Baca juga: Diterjang Tsunami Ritel, 100 Toko Marks and Spencer Ambruk
Marks and Spencer menyebut, penurunan laba sebesar 62 persen itu tidak lepas dari memburuknya penjualan di toko-toko mereka.
Tak terkecuali, penjualan produk makanan yang menurun 0,9 persen di seluruh Inggris.
Anjloknya laba di atas menimbulkan ekses kekecewaan investor. Saham Marks and Spencer kembali melorot dan membuat akumulasi penurunan mencapai 7 persen sepanjang tahun ini.
Asal tahu saja, Marks and Spencer juga mesti merelakan 100 gerainya tumbang. Penutupan 100 toko itu rencananya dilakukan mulai saat ini hingga 2022 mendatang.
Dari 100 toko, setidaknya 20 cabang sudah stop beroperasi. Sementara 14 toko lainnya menyusul tutup dalam waktu dekat.
Ke depan, akan semakin sulit warga menemukan toko raksasa ala Marks and Spencer saat ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.