SYDNEY, KOMPAS.com - Peritel kelas internasional, Esprit, luluh lantak. Guncangan ritel membuat bisnis tak lagi merekah.
Tersadar atas sulitnya industri ritel saat ini, Esprit memilih tutup toko di sejumlah kawasan. Satu di antaranya adalah negara sebelah selatan Indonesia, yakni Australia.
Baca juga : Satu Lagi Peritel Inggris Terancam Bangkrut
Melansir The Sydney Morning Herald, Jumat (4/5/2018), seluruh toko Esprit yang mencapai 60 cabang di Australia stop beroperasi. Sebanyak 350 karyawannya mendadak terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kilas balik sejenak, peritel yang didirikan pada 1968 di California, Amerika Serikat itu mulai menancapkan bendera di Australia medio 1980-an.
Sejak saat itu, Esprit menjadi peritel dengan reputasi cukup diperhitungkan di Negeri Kanguru. Namun, era sudah berubah.
Esprit tak lagi menikmati manisnya berbisnis di Australia. Pundi-pundi malah semakin kempis dan meyakinkan diri untuk pamit.
Direktur Eksekutif Esprit Group Thomas Tang mengatakan, pihaknya telah berupaya keras untuk bertahan di pasar Australia. Akan tetapi, penjualan justru semakin terguling.
"Demi menguatkan perusahaan ini, kami memutuskan untuk keluar dari kawasan (Australia). Itu dilakukan agar kami bisa fokus pada bisnis di Asia," ucap Tang.
Ia melanjutkan, Esprit bakal memenuhi kewajibannya terhadap semua karyawan terdampak.
Terkait kabar duka Esprit, pengamat ritel Pippa Kulmar mengatakan, Esprit terjebak oleh strategi yang dibuatnya sendiri.
Menurut Kulmar, Esprit menempatkan dirinya sebagai peritel dengan produk kelas menengah, bukan premium dan bukan pula bernilai ekonomis.
"Peritel segmen atas dan bawah terus berkembang dan bertambah kuat. Sementara Esprit justru di posisi serba terjepit dan akhirnya ditinggalkan (konsumen)," kata dia.
Beberapa waktu lalu, Esprit telah mengumumkan kerugian bersih hingga sebesar 954 juta dollar Hongkong (Rp 1,7 triliun) pada periode enam bulan terakhir hingga Desember 2017.
Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, Esprit masih mampu mencatatkan laba senilai 61 juta dollar Hongkong (Rp 107 miliar).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.