MEMPELAJARI perencanaan kota di Indonesia sering mengacu kota-kota di Amerika Serikat sebagai pembanding. Ini karena kebanyakan perencana yang lulus dari sekolah-sekolah perencanaan di AS dan Eropa hampir semua bermahzab kontinen. Ruang sebagai satu daratan.
Dalam rendevouz dengan New York dan Miami, kali ini saya tergelitik untuk membandingkan pola laku warga mega cities dunia dan kota kecil masa kini.
Sambil memotong daging medium-rare lembut khas Peter Lugger, sebuah restoran berbintang Michelin 1 membuat pikiran ini terangsang untuk mendalami perangai warga sebagai bagian tak terpisahkan dari dinamika sebuah kota.
Bagi penduduk kota ataupun pendatang, berjalan di belantara beton adalah seni tersendiri. Untuk tidak tersesat di hutan beton, bahkan teknologi GPS dan peta real time pun terus disempurnakan untuk membantu manusia bergerak di dalam kota.
Berjalan menyusuri petak-petak blok bangunan pada pola grid The Big Apple dari Soho di Lower Manhattan sampai ke West Central Park, tak kurang sepanjang 6.5 kilometer, seseorang bisa berjalan tanpa mudah tersesat.
Walaupun kota ini semakin penat dan tua, namun banyak peremajaan kota di New York berjalan dengan progresif, mewarnai kota lebih hidup dan relevan.
Kawasan-kawasan ini tumbuh menjadi landmark, seperti di Soho atau South of Houston Street, yang mulai oleh perencana kota Chester Rapkin.
Dialah yang memulai memakai penamaan kawasan peremajaan Tribeca (Triangle Below Canal street), NoMad (North of Madisson Square), Dumbo (Down Under the Manhattan Bridge Overpass) dan lain lain.
Soho menjadi ikon kota New York sebagai kawasan bagi golongan muda kreatif, dipenuhi dengan berbagai atraksi kuliner restoran kelas atas yang antriannya mengular, seperti Balthazar, Nobu, Roul, Le Cou Cou.
Bagian kota dengan luas 26 blok dan 500 bangunan lebih ini sangat mempesona dengan elemen cast iron di bangunan dan batu-batu paving jalanan dari Belgian stones, yang sejak 1973 ditetapkan sebagai kawasan bersejarah.
Peremajaan bagian kota seperti Battery Park, Soho menjadi perhatian utama sejak Bloomberg menjadi Walikota. Ketua Komisi Perencanaan dan Chief Planners nya, Amanda Burden, menjadikan kota dunia ini bertambah pesonanya, karena semakin berwawasan skala ruang manusia.
Masih banyak lagi peremajaan dilakukan di kota ini. Yang menarik adalah, tumbuhnya landmark semakin vibrant, membuat orientasi manusia di kota pun semakin mudah.