Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Bobroknya Westminster Palace

Kompas.com - 02/05/2018, 15:30 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - The Palace of Westminster di London, dengan jam Big Ben-nya yang megah merupakan gambaran yang indah untuk sebuah kartu pos cantik.

Gedung Dewan tersebut adalah salah satu bangunan yang paling banyak difoto di dunia. Namun, menurut para perawatnya, kondisi di dalamnya benar-benar buruk.

Melansir Strait Times dari Washington Post, tulang-tulang struktur super yang cukup padat membusuk di bagian dalamnya.

Air dan jaringan pipa limbahnya sklerotik, lubang ventilasinya tersumbat, dan jaringan syarafnya meliputi sistem komunikasi, listrik dan api, nyaris rusak.

Awal tahun ini, setelah perdebatan selama hampir satu dekade, anggota parlemen Inggris setuju untuk melakukan restorasi paling ambisius pada era modern ini.

Restorasi tersebut diperkirakan menghabiskan anggaran 5 miliar dollar AS dan akan memakan waktu kurang lebih enam tahun.

Pekerjaan ini rencananya akan dimulai pada 2025, dan diharapkan pada 2030 anggota parlemen Inggris sudah dapat kembali ke ‘rumahnya’.

Kompleks Westminster meliputi area seluas 3,2 hektar, memiliki 1.100 ruangan dan hampir 4,8 km lorong-lorong.

Ribuan staf dan anggota parlemen beraktifitas setiap hari dan satu juta pengunjung muncul setiap tahun.

“Westminster memang terasa seperti kehadirannya hidup, mesin organik untuk membuat undang-undang,” kata mantan Direktur Arsip Parlemen Caroline Shenton.

Namun keadaan Westminster saat ini seperti layaknya sebuah ‘warisan dari generasi yang terabaikan’ oleh pemerintah sebelumnya.

“Alih-alih menghapus yang usang, mereka hanya menambahkannya,” kata dia.

Para insinyur menyebut bila telah terjadi begitu banyak perbaikan dan penyelesaian sementara selama setengah abad terakhir, namun tidak ada yang yakin apa yang terjadi dan di mana.

Westminster saat ini masih bertumpu pada rancangan tahun 1840-an, di mana sebuah rakit besar dari beton campuran setebal 3,9 meter.

Namun, kompleks itu dibangun untuk era yang berbeda, yang pada saat itu terdapat 600 perapian batu bara, tapi sekarang semuanya digantikan oleh pemanas uap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com