JAKARTA, KOMPAS.com – Sabo Dam Kali Woro di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang proses rehabilitasinya sudah dimulai sejak beberapa waktu lalu, ditargetkan rampung November 2018.
Kehadiran Sabo Dam ini dinilai penting guna menahan laju aliran banjir lahar Gunung Merapi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, salah satu fungsi sabo dam yaitu menahan aliran batu-batuan dan pasir. Hal ini diperlukan agar risiko bencana di daerah hilir sungai dikurangi.
“Kalau bendungan menahan air, sementara Sabo Dam menahan pasir dan batu sementara airnya tetap bisa lewat. Sabo Dam Kali Woro ditargetkan bisa diresmikan November tahun 2108,” tutur Basuki dalam keterangan tertulis, Senin (9/4/2018).
Setidaknya, ada 26 sabo dam yang dibangun secara bertingkat dengan ukuran berbeda-beda. Ukuran terbesar berada di atas guna menahan laju bebatuan besar. Sementara yang paling kecil untuk menahan pasir.
Dalam kondisi aman, sabo dam juga difungsikan sebagai jembatan penghubung antar desa.
Dibutuhkan anggaran sekitar Rp 329 miliar melalui kontrak tahun jamak antara 2016-2018.
Dengan selesainya Sabo Dam Kali Woro maka aliran lahar Gunung Merapi bisa dicegah untuk tidak sampai merusak pemukiman warga dan jalan nasional Yogyakarta-Solo yang bisa memutus konektivas antar wilayah.