BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Verde Two

Satu Hal Paling Penting yang Bisa Kita Lakukan untuk Masa Depan Anak

Kompas.com - 06/04/2018, 13:49 WIB
Dimas Wahyu,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - "Cinta dari orangtua adalah manifestasi dari keinginan bawaan (natural) setelah mereka mengetahui bahwa anak membawa sesuatu yang ia turunkan," ujar Robert P Prentice dalam bukunya, The Psychology of Love According to St Bonaventure.

Catatan ini bisa menjadi jawaban akan pertanyaan mendasar, mengapa orangtua bisa sebegitu menyayangi anaknya.

Kondisi tersebut tidak terlepas dari faktor DNA orangtua yang terbawa ke dalam diri anak, lantas tecermin dari hal-hal seperti kebiasaan saat tidur, cara makan, cara minum, cara bicara, dan cara tertawa. Makanya kemudian ada perasaan secara implisit maupun eksplisit bahwa anak kita adalah bentuk kecil dari diri kita sendiri.

Karena pemikiran ini pula, segala rasa sayang pun ditumpahkan dan bentuknya pun bisa sangat beragam. Misalnya saja dari bagaimana caranya agar kita tetap bisa menghubunginya saat bekerja, menanyakan sudah makan apa, main dengan siapa, dan lainnya.

Makanya sering juga orangtua punya pertimbangan untuk tinggal tidak jauh dari tempat kerja atau tempat usaha. Alasannya tidak lain supaya gampang cepat sampai ke rumah. Karena itu juga, misalnya, mereka memilih apartemen sebagai tempat tinggal.

Alasan keamanan pun masuk dalam perhitungan. Sebab, di sebagian besar apartemen, tidak sembarangan orang bisa masuk dan berkunjung.

Melunturkan rasa takut

Orangtua pun secara alamiah menginginkan segala sesuatu yang terbaik untuk anaknya. Pikiran semacam ini datang karena segala problem dihadapi dari hari ke hari. Entah ujian mental, entah pula ujian fisik....

Oleh sebab itu, mereka tidak ingin anak menghadapi problem yang sama pada kemudian hari. Contohnya mungkin adalah problem lingkungan. Karena itu, bisa hidup bersama anak di lingkungan yang terbaik mungkin adalah impian utama orangtua buat mereka.

Misalnya, jika tinggal di tengah kota menjadi jalan tengah—karena tempat berbisnis dan waktu membesarkan atau bersama anak berdekatan—maka selanjutnya tinggal bagaimana memenuhi segala kebutuhan bersama.

Kebutuhan yang seperti apa kira-kira? Mungkin bisa diingat, apakah anak merasa senang sekali ketika diajak menginap di hotel bintang lima yang sebegitu nyamannya? Bisa bermain, berenang....

Desain area relaksasi Apartemen Verde Two di CBD Kuningan, Jakarta Selatan.Verde Two Desain area relaksasi Apartemen Verde Two di CBD Kuningan, Jakarta Selatan.
Ternyata, begitu pula yang menjadi impian Johnathan Garrison, Partner & Managing Director Yabu Pushelberg, saat merancang interior apartemen Verde Two di Kuningan CBD, Jakarta Selatan. Di luar interior hasil desainnya, ia menyebutkan bagaimana pengembang Farpoint mencoba selaras dalam usahanya untuk memenuhi aneka kebutuhan tinggal di apartemen tersebut.

"Ada pendopo untuk yoga, banyak tempat untuk BBQ, melihat langsung pemandangan kota, tempat bermain anak, kolam renang, hingga perpustakaan," ujarnya menyebutkan sebagian dari total 25 fasilitas yang dibangun di sana.

Dalam bayangan Johnathan, ke-25 fasilitas itu akan membuat pilihan aktivitas harian tidak sama, yang tidak lain demi melunturkan stres, dan juga ketika orangtua bingung saat ingin main bersama anak di tempat tinggal, tetapi tidak tahu mau ke mana.

Dalam asosiasi sehari-hari, ketika anak diajak jalan-jalan misalnya saat akhir pekan, maka tempat yang dipilih kerap kali adalah mal.

Namun, hunian di tengah kota Jakarta ini memberikan pilihan bagi anak-anak untuk merasakan aktivitas di area luar ruang dengan rasa aman dan nyaman sekalipun tetap bermain di sekitar tempat tinggal.

“Jadi, Anda tidak hanya memiliki pengalaman yang sama lagi dan lagi. Namun, setiap hari, Anda bisa memilih pengalaman yang berbeda dengan berbagai kegiatan,” kata desainer yang berkantor di New York, Amerika Serikat, itu.

Di dalam ruangan pun tak ubahnya demikian. Desain dari hunian ini juga disertai pemikiran akan bahayanya polusi udara dalam ruangan. Pasalnya, kebanyakan orang biasanya mengunci diri dalam ruangan ber-AC, padahal polusi dari luar yang masuk ke ruangan lantas terperangkap di dalamnya.

Baca: Debu Terinjak, Kaki Bisa Dicuci... Bagaimana jika Terhirup?

Berangkat dari kekhawatiran ini pula, ide untuk menerapkan ventilasi udara dengan filter nano kemudian diwujudkan di unit tinggal Monteverde Tower.

Setiap ruangan di tower ini dipasangi AC teknologi Jepang dengan sistem injeksi udara murni dengan filtrasi ganda. Oleh karenanya, filter tersebut mampu menangkal polutan beracun terkecil yang tidak kasatmata hingga 99 persen, bahkan sampai partikel polusi PM2.5 yang ukurannya hanya seperdua puluh diameter dari sehelai rambut.

Selain penerapan unit tinggal yang menyirkulasikan udara sehat di dalam ruangan, Verde Two juga memiliki area khusus yang bisa menghibur anak di Children’s Playroom.

Area ini berisi kelengkapan berupa mainan, buku-buku, dan sejumlah hal yang bisa menghibur si kecil saat ingin bermain di dalam ruangan.

Rancangan desain ruang bermain anak di Apartemen Verde Two, Kuningan CBD, Jakarta Selatan. Verde Two Rancangan desain ruang bermain anak di Apartemen Verde Two, Kuningan CBD, Jakarta Selatan.
Fasilitas seperti Business Center juga ditempatkan di sana, yang artinya urusan bisnis bisa lebih dekat lagi dengan anak.

Selain itu, tersedia pula perpustakaan andaikata penghuni sedang ingin membaca dengan tenang dan jauh dari keramaian.

Setidaknya seperti inilah solusi penuhnya, sekaligus mengingatkan bagaimana visi rumah masa depan yang paling dekat dengan segala kebutuhan kita—orangtua dan anak—untuk hidup di kota seperti Jakarta.

Penentuan lingkungan terbaik pun bagaimana juga berpengaruh besar terhadap anak, seperti dikatakan Ann Owens, sosilog University of Southern California, kepada Washingtonpost.com.

"Selama 40-45 tahun riset ilmu sosial, intinya tetap sama. Membeli tempat tinggal dengan mempertimbangkan lingkungan adalah salah satu hal paling penting yang bisa kita lakukan untuk (masa depan) anak-anak," kata Ann Owens.

Dalam hal ini, kita tetaplah tinggal di tengah Jakarta. Namun, kita hidup dengan kualitas yang berbeda, dalam keseharian, dalam berkeluarga, dan tentu saja dalam membesarkan anak, yang menjadi versi mini dari diri kita itu.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com