Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi: Jangan Ada Lagi Alih Fungsi Lahan di Puncak

Kompas.com - 29/03/2018, 22:19 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Walhi Jawa Barat Dadan Ramdan meminta pemerintah melakukan langkah pencegahan jangka panjang untuk menghindari terulangnya kasus longsor di Puncak Pass, Jawa Barat.

Hal itu menyusul kembali longsornya tanah di kawasan tersebut, tepatnya di titik Km 20+650 pada Rabu (28/3/2018) malam. Akibat peristiwa ini jalur akses menuju Cianjur ditutup. Masyarakat pun diminta menggunakan jalur alternatif via Jonggol atau Sukabumi.

“Langkah pencegahan jangka panjang itu dengan tidak memberikan peluang di daerah puncak ini untuk alih fungsi, terutama komersial. Jadi, benar-benar kebijakan untuk konservasi kawasan puncak,” kata Dadan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (29/3/2018).

Saat ini, dari sekitar 29.000 hektar lahan di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) hulu Ciliwung-Cisadane, 10.000 hektar di antaranya atau lebih dari 30 persen sudah berubah menjadi ‘hutan beton’.

Artinya, kawasan hutan yang tadinya alami sudah beralih fungsi sebagai lahan pembangunan hunian atau kegiatan komersial.

Selain itu, Dadan menambahkan, perlu dilakukan upaya mitigasi dengan mengaudit lingkungan dan bangunan di kawasan puncak. Hal ini penting untuk mengetahui bangunan mana saja yang melanggar ketentuan atau tidak.

“Yang melanggar tentu perlu ditindak, dibongkar, lalu dipulihkan menjadi lahan hijau,” kata Dadan.

Terakhir, perlu dilakukan rehabilitasi terhadap lahan-lahan kritis yang sudah tidak digunakan. Hal ini dilakukan agar lahan tersebut menjadi hijau dan berfungsi kembali sebagai daerah serapan air.

Untuk diketahui, tanah di kawasan puncak terkenal gembur dan mudah longsor bila hujan dengan intensitas tinggi turun.

Terlebih pada saat ini, tengah terjadi bencana hidrometereologi akibat perubahan cuaca ekstrim.

“Ini yang harus disadarai oleh negara, pemerintah dan pelaku dunia usaha. Karena kalau melihat di kawasan Cianjur, di rencana tata ruang wilayah (RTRW) fungsinya sebagai daerah konservasi. Seharusnya dikendalikan pembanguannya, atau dibatasi di kemudian hari,” tuntas Dadan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingin Layanan BPN Meningkat, AHY Tekankan Dua Faktor Penting

Ingin Layanan BPN Meningkat, AHY Tekankan Dua Faktor Penting

Berita
Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Berita
6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

Berita
[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com