NEW YORK, KOMPAS.com - Peritel mainan Toys R Us tengah berada dalam tekanan berat. Tahun ini diperkirakan pebisnis itu semakin tergilas kelesuan ritel.
Seperti diwartakan CNN Money, Rabu (24/1/2018), Toys R Us bersiap menutup hingga seperlima gerainya di Amerika Serikat.
Sedikitnya 180 toko terancam gulung tikar, mengacu pada dokumen yang diajukan ke pengadilan, Selasa kemarin.
Baca juga : 3.200 Karyawan Toys R Us Terancam PHK
Pihak perusahaan mengatakan, keputusan untuk menutup sedemikian banyak toko didorong oleh meningkatnya persaingan ritel dan pergeseran pelanggan terhadap belanja daring.
Penutupan itu, yang memerlukan persetujuan pengadilan, diperkirakan mulai terwujud awal Februari dan selesai pada akhir April.
CEO Toys R Us Dave Brandon mengatakan dalam situs resmi perusahaan, aksi tutup toko tak lagi terhindarkan.
"Tindakan penutupan diperlukan dalam rangka memberi kami kesempatan terbaik untuk bangkit dari kebangkrutan," ujarnya.
Ia menambahkan, nantinya beberapa toko akan diubah menjadi Toys R Us dan Babies R Us.
Baca juga : Kelamnya Natal Terakhir Toys R Us?
Sekadar informasi, Toys R Us memang terus tertekan sejak 2017 silam. Pada September lalu, toko mainan itu menyatakan bangkrut.
"Pengajuan (pailit) ini benar-benar puncak masalah finansial dalam 15 tahun terakhir. Akhirnya, telur itu pecah," kata analis industri Jim Silver.
Saat itu, munculnya kabar kebangkrutan Toys R Us sontak membuat saham beberapa pemasok terperosok.
Saham produsen boneka Barbie dan mainan anak Fisher-Price, Mattel Inc anjlok 6,2 persen, serta saham Hasbro, produsen mainan Monopoly, Nerf, dan Transformers merosot 1,7 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.