Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Transaksi Infrastruktur di Asia Anjlok Rp 140 Triliun

Kompas.com - 23/01/2018, 21:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan data InframationDeals, yang baru saja dirilis menunjukkan bahwa 2017 adalah tahun yang sulit bagi praktisi keuangan infrastruktur di Asia.

Terlepas dari potensi pasar yang banyak dibahas, total nilai kesepakatan untuk mencapai penyelesaian pembayaran (financial close) di Asia turun Rp 140 triliun dari 56,24 miliar dollar AS (Rp 750,1 triliun) pada 2016 menjadi 45,62 miliar dollar AS (Rp 608,4 triliun) tahun lalu.

Pasar pun dinilai kurang agresif dengan total kesepakan sebanyak 144 transaksi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang dapat mencapai 166 transaksi.

Namun, turunnya aktivitas kesepakatan proyek baru maupun lama juga disertai dengan peningkatan kegiatan refinancing saat sponsor proyek masuk ke dalam modal institusional yang diperuntukkan bagi investasi infrastruktur Asia.

Beberapa ahli percaya bahwa penurunan aktivitas yang jelas terjadi dalam cara pembelian proyek baru di Asia.

Adanya pergeseran di beberapa pasar ini untuk membagi transaksi sebagai kontrak teknik, pengadaan dan konstruksi ditambah konsesi operasi dan pemeliharaan di bawah struktur public–private partnership (PPP) atau Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) di Asian Development Bank.

"KPBU tidak hilang. Mereka hanya berubah bentuk," kata seorang spesialis KPBU di Asian Development Bank.

Energi terbarukan

Sektor ini mencuat ke posisi teratas, melewati sektor listrik dan menjadi bagian terbesar dari kesepakatan berdasarkan nilainya pada tahun lalu.

Dengan mendominasi sebesar 38 persen, pangsa pasar energi terbarukan di Asia lebih tinggi daripada di seluruh dunia yang menyumbang lebih dari seperempat dari total infrastruktur investasi global.

Hal ini menunjukkan bahwa 2017 telah menjadi tahun transisi di mana energi terbarukan bergerak ke garis depan.

Nilai kesepakatan tahun ini untuk sektor tersebut akan terus didorong karena adanya penutupan finansial yang dicapai untuk mengakuisisi bisnis pan-Asia Equis Energy senilai 5 miliar dollar AS oleh sebuah konsorsium Mitra Infrastruktur Global, PSP Investments, CIC Capital Corporation dan mitra lainnya.

Jepang, Indonesia, Filipina, India dan Pakistan memimpin daftar negara dengan energi terbarukan yang paling aktif sementara pasar yang lebih baru juga mulai bermuncul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com