Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendungan Terbesar di NTT Dibangun Awal 2018

Kompas.com - 28/11/2017, 13:42 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KompasProperti - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melelang proyek strategis nasional Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, proyek pembangunan bendungan terbesar di NTT itu rencananya akan dibangun pada 2018 mendatang.

"Bendungan Temef sudah kita lelang dan tinggal tanda tangan kontrak pada Desember ini, tinggal Januari 2018 bisa dimulai proyeknya," ucap Basuki kepada sejumlah wartawan saat kunjungan kerja ke Bendungan Raknamo, Kabupaten Kupang, Selasa (28/11/2017).

Menurut Basuki, Bendungan Temef merupakan satu dari tujuh alokasi proyek strategis nasional pembangunan bendungan di NTT.

Selain itu, ada bendungan lainnya yakni Bendungan Raknamo dan Bendungan Manikin di Kabupaten Kupang, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, Bendungan Kolhua di Kota Kupang.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sedang bermain drum dan Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis sedang bernyanyi di sekitar Bendungan Raknamo, Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (28/11/2017)Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sedang bermain drum dan Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis sedang bernyanyi di sekitar Bendungan Raknamo, Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (28/11/2017)
Adapun dua bendungan lainnya di Pulau Flores yakni Bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka dan Bendungan Lambo di Kabupaten Nagekeo.

"Perlu diketahui, dalam lima tahun ini ada tujuh bendungan di NTT dari 49 program nasional. Tentunya semakin banyak yang dibangun pasti akan semakin baik," sebut Basuki.

Embung

Di tempat yang sama Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis meminta agar pembangunan bendungan di NTT, tidak mengurangi kuota pembangunan embung di wilayah itu.

"Karena NTT ini provinsi kepulauan, maka tentu membutuhan banyak embung kecil, karena itu menjadi karakter NTT. Jadi yang besar dibangun tapi, embung-embung kecil itu kuotanya jangan dikurangi," kata Fary.

Menurut Fary, dalam rentang waktu dua tahun terakhir ini, kuota yang dialokasikan oleh pemerintah pusat untuk pembangunan embung di NTT semakin berkurang.

Berkurangnya kuota itu, dimulai sejak 2015-2017, pasca pembangunan sejumlah bendungan besar di beberapa kabupaten di NTT.

"Kami dukung program pembangunan bendungan. Tetapi tentu tidak mengurangi jumlah pembangunan embung-embung, karena topografi dan geografi di NTT ini, sebenarnya lebih membutuhkan embung," tutur Fary.

Pekerjaan minor Bendungan Raknamo yang masih tersisa terkait hidromekanikal yakni turbin dan perapian.Sigiranus Marutho Bere/Kompas.com Pekerjaan minor Bendungan Raknamo yang masih tersisa terkait hidromekanikal yakni turbin dan perapian.
Fary menjelaskan, sebelum tahun 2015, di seluruh NTT tiap tahunnya bisa mendapat jatah 100 unit embung.

Namun dengan adanya pembangunan tujuh bendungan besar, anggaran malah terkuras ke bendungan sehingga pembangunan embung sekarang tinggal 30 unit setiap tahunnya.

Fary mengatakan, NTT tidak hanya membutuhkan embung, juga tanggul pemecah ombak, baik di pantai dan sungai juga dikurangi.

"Kami berharap, pemerintah bisa memperhatikan hal ini. Karena banyak terjadi abrasi pantai," tutup Farry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com