Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hunian TOD Dibanderol Rp 7 Juta per Meter Persegi, Mahal atau Murah?

Kompas.com - 12/10/2017, 06:55 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Pemerintah tengah gencar menata kota, salah di antaranya dengan menyediakan hunian terintegrasi moda angkutan umum, atau Transit Oriented Development (TOD).

Di Jakarta, terhitung ada lima stasiun yang tengah dikembangkan hunian TOD, yaitu Stasiun Tanjung Barat, Stasiun Pondok Cina, Stasiun Pasar Senen, Stasiun Juanda, dan Stasiun Tanah Abang.

Hunian TOD terbagi menjadi dua peruntukan yakni subsidi untuk masyarakat berpendapatan rendah (MBR) dan komersial.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno saat meresmikan proyek TOD Pasar Senen, Selasa (10/10/2017), meminta agar hunian tipe subsidi dibanderol Rp 7 juta per meter persegi.

Kisaran harga ini mengacu rusun di TOD Pondok Cina yang juga dihargai Rp 7 juta per meter persegi. Satu unit rusun paling minimalis di sana luasnya 32 meter persegi.

Baca: Rini Minta Semua Hunian TOD Dibanderol Rp 7 Juta Per Meter Persegi

Dengan demikian dapat ditaksir kisaran harga rusun di TOD Pasar Senen senilai Rp 224 juta. Nah, soal harga ini bagaimana tanggapan masyarakat? Apakah cukup terjangkau?

Farid Fatahillah (29), seorang karyawan yang bekerja di sektor industri kreatif berpendapat, harga Rp 7 juta per meter persegi di tengah kota Jakarta mestinya tidak terlalu berat, bahkan bagi MBR.

Meski begitu, dia memperhitungkan, sebaiknya tenor kredit pemilikan apartemen (KPA)-nya lebih lama, sehingga tidak menjadi beban.

"Kalau menurut aku sih enggak kemahalan segitu. Toh hemat di ongkos transportasi. Tetapi, tergantung daerah mana dulu. Kalau Parung Panjang atau Cilebut ya mending rumah tapak sekalian," kata Farid kepada KompasProperti, Rabu (11/10/2017).

"Kalau di daerah kelima stasiun itu, ya harga segitu worth it-lah," imbuh pria asal Sidoarjo itu.

Senada dengan Farid, Fatah Umar (30) juga menilai rusun seharga Rp 7 juta per meter persegi di tengah kota, cukup murah. Asalkan, tenornya bisa panjang dan bunganya rendah.

Syukur-syukur kalau tanpa bunga. "Harga Jakarta, ya logis. Apartemen 21 meter persegi saja sudah di atas Rp 400 juta," kata abdi negara tersebut.

Pendapat lain dilontarkan Silviliana Handestaningtyas (27), yang kini bersama suaminya lebih memilih menepi ke kota Depok.

Kendati mengakui harga rusunnya terjangkau, namun Silviliana lebih memilih menghuni rumah tapak. Menurut perempuan asal Klaten itu, hunian seperti rusun atau apartemen memiliki risiko lebih tinggi.

"Risikonya lebih gede saja. Tidak kenal tetangga. Terus kayak apartemen yang kebakaran di Cinere kemarin, biaya keamanan dan lain-lain gede banget. Belum biaya lain-lain," ucap Silviliana.

"Kan banyak tuh pembunuhan di apartemen, transaksi narkoba, dan lain-lain. Maksudku lebih milih rumah biasa, bukan gedung," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Berita
6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

Berita
[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com