Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pindah Rumah, Begini Kesan Tetangga Lama Presiden Halimah

Kompas.com - 04/10/2017, 20:32 WIB
Haris Prahara

Penulis

KompasProperti – Selama hampir sebulan terakhir, ada pemandangan berbeda di rusun Yishun Avenue 4. Warga Singapura terus tergugah untuk berkunjung ke rusun tersebut.

Tak lain, penyebabnya adalah keinginan bertemu presiden wanita pertama negeri itu, Halimah Yacob.

Sosok Presiden Halimah memang menjadi fenomena tersendiri di negara berpenduduk sekitar 5 juta orang itu. Wanita berusia 63 tahun itu memenangi pemilihan presiden sebagai calon tunggal pada September lalu.

Meski telah menyandang status sebagai pejabat kelas satu di negeri singa, ia tetap memilih tinggal di rusun miliknya. Halimah tak ingin ada sekat pemisah antara dirinya dengan rakyat Singapura.

Namun, apa daya, Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA) memberi tahu Halimah bahwa aspek keamanan tak bisa ditawar. Halimah mau tak mau harus menaati rekomendasi MHA untuk pindah rumah.

"Presiden telah menerima rekomendasi keamanan MHA, ia akan segera membuat perjanjian untuk pindah ke tempat tinggal baru," demikian bunyi keterangan resmi MHA.

Halimah pun segera pindah ke rumah baru, yang lokasinya tak diumumkan kepada publik.

Baca juga: Akhirnya, Presiden Halimah Pindah Rumah

Kepindahan itu menyisakan kenangan terhadap tetangga Halimah di rusun Yishun Avenue 4. Seperti apa pendapat mereka tentang Halimah?

Warga pada blok yang sama mengatakan Halimah adalah figur ramah dan mudah disukai orang, sekaligus tetangga yang baik.

Halimah Yacob saat menyiapkan makanan di dapaur rusunnya pada 2004.LIANHE ZAOBAO Halimah Yacob saat menyiapkan makanan di dapaur rusunnya pada 2004.
Seorang pensiunan, Irene Song (64) mengatakan, ia cukup bersedih atas kabar kepindahan Halimah.

"Agak sulit melepaskan tetangga yang begitu baik, semua orang menyukainya. Akan tetapi, selama itu yang dia inginkan dan membuat bahagia maka itulah yang penting,” ujar Irene seperti diwartakan Straits Times, Selasa (3/10/2017).

Putrinya, yang ingin dikenal hanya sebagai Loh, berseloroh bahwa dia akan kehilangan keamanan tambahan rusun pasca Halimah pindah rumah.

Auditor berusia 40 tahun itu menambahkan ,”Saya membayangkan aspek keamanan di tempat publik sangat menantang. Jadi, jika itu (kepindahan) demi keselamatannya, baik juga,” cetusnya.

Setelah pelantikannya sebagai presiden pada 14 September, Halimah memang terus tinggal di flat jumbonya. Ia menjadi kepala negara pertama di Singapura untuk tinggal di perumahan umum saat masih menjabat.

Seorang tetangga lainnya, Susan Ho (63), mengaku terkejut mendengar kabar Presiden beranjak pindah dari rusunnya.

"Saya tidak berpikir akan terjadi begitu cepat. Saya memang hanya bertemu dengannya beberapa kali, tetapi dia selalu sangat menyenangkan,” katanya.

Mayoritas warga mengaku tak terganggu dengan perubahan pada rusun mereka, yang menjadi sorotan publik setelah Halimah terpilih.

Tenda pengamanan di rusun Presiden Singapura Halimah Yacob.AZIZ HUSSIN untuk STRAITS TIMES Tenda pengamanan di rusun Presiden Singapura Halimah Yacob.
Misalnya, terdapat tenda terpasang pada halaman rusun sebagai tempat parkir untuk kendaraan milik personel kepolisian.

Sumana Divekar, warga lainnya, hampir setiap hari melihat Halimah dan merasa bangga dengan fakta bahwa seorang presiden mau tetap tinggal pada blok yang sama dengannya.

“Ketika dia pindah, pasti kami akan kehilangan wajah yang sudah sangat kami kenal,” tuntas Sumana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com