Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tetangga Jakarta yang Prospektif Jadi Ibu Kota Baru

Kompas.com - 30/08/2017, 19:02 WIB
Kurniasih Budi

Penulis


KompasProperti - Cikarang yang terletak 34 km sebelah timur Jakarta dijuluki sebagai kota industri terbesar di Asia Tenggara. Kini, Cikarang yang terletak di Kabupaten Bekasi itu telah menjadi peluang besar bagi investor menanamkan modalnya.

Sebagai salah satu kawasan industri nasonal, nilai ekspor Cikarang mampu bersaing dengan Batam. Kawasan industri Cikarang memiliki 2.125 unit pabrik yang berasal dari 25 negara.

Cikarang menyumbang sebesar 34,46 persen penanaman modal asing (PMA) nasional, serta 22 hingga 45 persen volume ekspor nasional. Pada 2008, omzet kawasan industri ini mencapai 35 miliar dollar AS dan 70 persen di antaranya untuk pasar ekspor.

Saat ini, ada tujuh kawasan industri di Cikarang, yakni kawasan industri MM2100, Delta Silicon I, EJIP, BIIE, Jababeka I, Jababeka II, dan Delta Silicon II. Kawasan industri di kota Delta Mas dan Delta Silicon II yang berada di bawah Lippo Group.

Keberadaan kawasan-kawasan industri tersebut secara tidak langsung memicu meningkatkan kebutuhan tempat tinggal yang aman serta strategis bagi ratusan ribu karyawan.

Baca: Lippo Kembangkan Meikarta Senilai Rp 278 Triliun

Tepat pada peringatan Kemerdekaan Indonesia pada Kamis (17/8/2017), Lippo Group menggelar grand launching Meikarta di MaxxBox Cikarang, Jalan Boulevard Utara kawasan Lippo Cikarang.

CEO Lippo Group James Riady diapit Presiden Kelompok Lippo Theo L Sambuaga, Komisaris Lippo Group Agum Gumelar, CEO Meikarta Ketut Budi Wijaya, dan pengamat ekonomi Didik J Rachbini usai memperkenalkan Meikarta, megaproyek seluas 500 hektar di Jakarta, Kamis (4/5/2017).Hilda B Alexander/Kompas.com CEO Lippo Group James Riady diapit Presiden Kelompok Lippo Theo L Sambuaga, Komisaris Lippo Group Agum Gumelar, CEO Meikarta Ketut Budi Wijaya, dan pengamat ekonomi Didik J Rachbini usai memperkenalkan Meikarta, megaproyek seluas 500 hektar di Jakarta, Kamis (4/5/2017).

Meikarta diharapkan menjadi solusi untuk mengurangi beban kota Jakarta dalam banyak aspek, seperti kepadatan lalu lintas, pergerakan manusia, tata ruang, dan sebagai pusat ekonomi baru.

Lahirnya kota baru tersebut diharapkan mampu mengurangi beban lalu lintas di Jakarta dan sekitarnya. Pemerintah bahkan bisa merelokasi kementerian atau lembaga ke Meikarta, menyusul mencuatnya kembali wacana pemindahan ibu kota ke luar Jakarta.

Dengan konsep kota baru, nantinya ada sebagian kegiatan yang dialihkan dari Jakarta ke Meikarta. Orang tidak akan bolak-balik menempuh jarak terlalu jauh karena bekerja. Sebab, Meikarta memiliki fasilitas yang lengkap.

Selain Jakarta, Meikarta juga berpotensi mengurangi beban Bandung, karena Meikarta dilewati lintasan rel kereta cepat Jakarta-Bandung, kereta layang LRT dan MRT, pelabuhan laut dalam Patimban, bandara Internasional Kertajati, dan toll Jakarta–Cikampek elevated.

Baca juga: September Jalur KRL Jakarta Kota-Bekasi Diperpanjang Hingga Cikarang

CEO Lippo Group James Riady mengatakan, salah tujuan pembangunan proyek ini adalah untuk mengurangi tingginya kebutuhan hunian masyarakat.

"Di Indonesia ini ada 8 juta orang yang punya pekerjaan, punya gaji, tapi tidak punya rumah," kata James usai peluncuran Meikarta di Lippo Cikarang, Kamis (17/8/2017).

Sebagian masyarakat tersebut sebenarnya ingin memiliki rumah, tetapi tidak mampu menjangkau harganya. Meikarta hadir menjawab kebutuhan apartemen murah. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp127 juta/unit.

Pembangunan kota modern baru berskala internasional Meikarta dengan investasi Rp 278 triliun ini pun bakal menjadi kota raksasa modern dan terlengkap di Asia Tenggara dan akan menyerupai Senzhen Tiongkok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com