AMBARAWA, KompasProperti - Kawasan Danau Rawapening saat ini menjadi fokus perhatian pemerintah daerah (pemda) hingga pusat lantara adanya peningkatan kadar limbah, pendangkalan, dan pencemaran.
Upaya revitalisasi dengan pengangkatan eceng gondok dan material sedimantasi terus dilakukan, menyusul penetapan danau ini oleh Pemerintah Pusat sebagai salah satu dari 15 danau di Indonesia yang perlu diawasi karena kerusakannya sangat parah.
Salah upaya penyelamatan Rawapening, Pemerintah Kabupaten Semarang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) adalah melakukan gerakan penghijauan di wilayah hulu melalui tanaman produktif berupa pohon buah.
Kepala DLH Kabupaten Semarang, Nurhadi Subroto mengatakan, kawasan hulu Rawapening berupa daerah perbukitan.
Karena itu, dalam menangani masalah danau Rawapening, perlu ada upaya penanganan di bagian hulu agar tidak memperparah kondisi danau seluas 2.700 hektar ini.
"Kami akan adakan gerakan penyelamatan sumber air, sumur resapan, pembuatan lubang biopori serta menanam tanaman produktif seperti pohon manggis dan sawo hijau di kawasan hulu Rawapening," kata Nurhadi, Senin (21/8/2017).
Tanaman buah dipilih sebagai pohon tegakan di daerah hulu bertujuan agar tidak ditebang oleh masyarakat. Pasalnya, jika tanaman buah ini produktif, masyarakat akan ikut menikmati hasilnya.
"Rencananya kami laksanakan Oktober nanti. Lokasinya di wilayah Kecamatan Jambu, sebagian Banyubiru dan Getasan," ujar Nurhadi.
Selain masyarakat di kawasan hulu, DLH juga hendak menggandeng para relawan peduli lingkungan.
Menurut Nurhadi, adanya aktivitas pertanian tanaman semusim dengan cara yang tidak ramah di bagian hulu turut andil atas kerusakan dan menurunya daya dukung lingkungan Rawapening saat ini.
Kondisi ini diperparah dengan perilaku masyarakat yang tidak menerapkan hidup bersih dan sehat, yakni masih maraknya praktek membuang sampah di sungai yang bermuara di Rawapening.
Pengunaan pupuk kimia secara berlebihan di hulu akhirnya terbawa sampai ke Rawapening sehingga menambah subur populasi eceng gondok.
"Invansi pertanian di perbukitan juga berpotensi erosi sehingga mengakibatkan sedimentasi di hilirnya," ungkapnya.
Sebelumnya dikabarkan, Kementerian PUPR tengah menyiapkan masterplan tata ruang kawasan Rawapening.
Salah satunya yang menjadi prioritas adalah Bukit Cinta Brawijaya yang ada di Kecamatan Banyubiru.
"Kami ke sini sifatnya baru mencari bahan untuk menata Bukit Cinta. Jadi belum punya gambaran seperti apa, karena baru dapat datanya dan kita mau lihat lokasi. Masterplan-nya akan kita buat setelah memperoleh data dan melihat kondisi di lapangan," ungkap Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Rina Farida usai menemui Bupati Semarang Mundjirin di Ungaran, Jumat (4/8/2017) siang.
Menurut Rina, masterplan tata ruang Rawapening salah satunya Bukit Cinta akan dimatangkan dalam perencanaan tahun 2017.
Selanjutnya implementasi masterplan tata ruang tersebut kemungkinan akan dilaksanakan pada tahun 2018, dibawah kendali Bupati Semarang.
"Kami akan berkolaborasi, artinya pemerintah pusat memberikan suatu program dan masyarakat melakukan dibawah kendali Bupati. Jadi, ada kerjasama untuk berbagi peran yang semuanya dikoordinasi oleh bupati," tuntasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.