Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Uji Pegawainya di Sidang Doktoral Undip

Kompas.com - 15/08/2017, 07:00 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KompasProperti - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono punya cara tersendiri agar tidak lupa terhadap ilmunya.

Kesibukan menjadi menteri membuat dirinya tak sempat membaca, sehingga pengetahuan tidak berkembang.

Dia pun punya cara agar tetap membaca, sekaligus tidak melupakan pengetahuan yang dimilikinya. Salah triknya dengan menjadi penguji sidang-sidang ilmiah di sejumlah fakultas tehnik sipil di berbagai kampus di Indonesia.

Pada Senin (14/8/2017) pagi, Basuki terlihat memakai baju toga hitam di kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Dia datang untuk menjadi penguji eksternal dalam sidang ilmiah salah pegawainya di Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Yunitta Candra Sari.

"Saya menguji S3 ini sudah banyak, ada di IPB, Gajahmada, Undip. Ini utuk memelihara bacaan saya, kalau seperti ini dipaksa untuk membaca," kata Basuki, kepada KompasProperti.

Berbagai pertanyaan kritis muncul dari mulut Basuki. Sebelum bertanya, dirinya dipaksa untuk membaca materi disertasi. Melalui model itulah, dia bisa menjaga penggetahuannya.

"Penelitian (Yunitta) itu sederhana, tapi Insyallah bermanfaat untuk bidang pengairan di kementerian PUPR," ujarnya.

Menurut Basuki, temuan Yunitta unik karena hanya berpatokan pada data sederhana. Yunitta sebagai doktor perempuan pertama permukaan di Ditjen Sumber Daya Air mampu menemukan cara menghitung hidrologi air.

"Ada rumus penghitungan hidrologi, rumus dirumuskan di Amerika, tapi itu dikoreksi dan diaplikasikan di Indonesia secara sederhana. Penelitian itu sederhana, jelas tapi manfaatnya akan besar bagi dunia perairan," tambah Basuki.

Sementara itu, Yunitta mengatakan, penelitiannya berguna untuk melakukan rekayasa teknis terutama di bidang sumber daya air.

Metode temuannya dapat digunakan untuk perencanaan bendungan, operasional bendungan, mengetahui debit banjir, dan pengelolaan bendungan pada umumnya.

Metode yang dipakai yaitu menghitung curah hujan, kemudian dialihragamkan menjadi debit.

"Di wilayah Indonesia itu harus punya data debit. Kalau kita mendesain bendungan, kalau gak punya data debit dan debit banjir di sungai kita perlu mencari data hujan lalu dialihragamkan ke data debit. Nah, itu pakai metode saya bisa," tambah alumnus Univeraitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Promosi doktor selain diuji oleh Basuki juga sejumlah penguji antara lain dekan Tehnik Sipil Agung Wibowo, Suprapto, Suseno Darsono, dan Pranoto Samto Atmojo. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com