Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Nilai Tol Bawen-Salatiga Masih Gersang

Kompas.com - 14/08/2017, 08:00 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SALATIGA, KompasProperti - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengakui ruas Tol Bawen-Salatiga ini memiliki lanskap alam yang indah.

Namun jalan tol sepanjang 17.6 kilometer tersebut ia nilai masih "gersang" dan butuh ihijaukan dengan aneka tanaman. 

Hal itu dikatakan Basuki saat membuka Festival Jalan Tol (FJT) Jasa Marga yang dipusatkan di Gerbang Tol Salatiga, Minggu (13/8/2017) pagi.

"Saya pernah lewat sini dengan Presiden dan menkeu, beliau sangat surprise dengan pemandanganya. Tapi dari segi lingkungannya masih kurang. Jadi prasarana jalan itu juga tidak hanya kualitas jalannya saja, tapi lingkungannya juga diperhatikan," kata Basuki.

"Kalau kualitas jalannya saya kira sudah di atas rata-rata, tapi kelihatannya masih perlu pengijauan. Saya lihat tadi dari bus, sudah ada pohon-pohon kamboja tapi kelihatannya masih gersang," lanjutnya.

Sebelumnya PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) akan mengkaji "beautifikasi" dan penghijauan di ruas tol Semarang-Salatiga. Kedua hal tersebut merupakan masukan yang mengemuka dalam forum "Temu Pelanggan 2017" yang di gelar di Rest Area KM 22, Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (10/8/2017) siang.

Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ, Ali Zaenal Abidin mengatakan, kedua masukan tersebut akan dikaji apakah bisa diterapkan atau tidak.

Misalnya soal penghijauan, justru kalau dilakukan secara masif malah akan mengganggu pemandangan.

Padahal jalan tol Semarang-Salatiga ini sudah dikenal dengan tagline "panoramic tol road", karena pemandangannya yang indah, seperti danau Rawapening hingga pegunungan.

Sedangkan untuk beautifiasi kemungkinan bisa dilakukan di kawasan gerbang atau kawasan rest area.

"Kalau di jalur utama itu penghijauan, tapi kita pilihkan tanaman yang tidak terlalu tinggi. Sebab kalau tinggi malah pemandangannya terhalang. Kita evaluasi apakah bisa diakomondir semua atau tidak," kata Ali.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com