Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendungan Raknamo, Pertama di NTT Gunakan Sistem Telemetri

Kompas.com - 13/08/2017, 20:20 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KompasProperti - Proses pengerjaan Bendungan Raknamo di Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah memasuki tahap akhir.

Kepala Teknik PT Waskita Karya (persero) untuk Bendungan Raknamo, Agasi Yudha Bestolova mengatakan, Bendungan Raknamo yang peletakan batu pertamanya langsung dihadiri oleh Presiden Joko Widodo itu, akan menggunakan sistem telemetri.

Sistem telemetri ini merupakan metode pengukuran jarak jauh terhadap debit air, tekanan air dan struktur bendungan, atau sejenis teknologi yang memungkinkan pengukuran jarak jauh dan pelaporan informasi kepada operator pengendali.

Dengan metode telemetri ini, data-data bendungan terbaca secara digital dan bisa terpantau setiap saat.

"Kami tidak perlu orang lagi untuk mengecek secara manual, yang kadang ada teledornya. Nanti dengan telemetri datanya akan auto record dan dikirim ke HP, lewat jaringan internet," kata Agasi kepada KompasProperti, Sabtu (12/8/2017).

Saat ini, lanjut Agasi, alat-alat pendukung sistem telemetri sudah dalam proses pengadaan ke Kupang.

Jika alatnya sudah ada maka langsung dipasang di 27 titik dalam areal bendungan untuk selanjutnya dilakukan instalasi.

"Dengan telemetri ini, akan memantau kondisi bendungan secara detail. Kalau di NTT baru Bendungan Raknamo yang menggunakan telemetri. Bendungan lainnya seperti Rotiklot dan Napunggete rencananya juga akan menggunakan telemetri itu," sebut Agasi.

Dia berharap, dengan menggunakan metode digital telemetri ini, bisa mendeteksi secara dini potensi-potensi bahaya di sekitar Bendungan Raknamo.

Untuk diketahui, terhitung hingga awal Agustus 2017 ini, progres Bendungan Raknamo di Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencapai 93,5 persen.

"Bendungannya itu sudah hampir 100 persen selesai. Bangunan pelimpah 100 persen, bendungan utamanya 98 persen, bendungan penutup 90 persen. Semua itu sudah kita selesaikan. Jadi di lapangan hanya tinggal kerja bangunan bangunan pelengkap lainnya sama pekerjaan akhir," papar Agasi.

Dia mengakui, masih ada beberapa pekerjaan yang belum kelar, tapi itu pun berupa item minor, seperti saluran pembuangan untuk hujan atau drainase dan juga menyiapkan saluran pembuangan bangunan pelimpahnya.

Agasi meyakini, bendungan itu akan selesai dikerjakan pada September 2017 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com