BALIKPAPAN, KompasProperti – Krisis air bersih akibat kemarau panjang beberapa kali melanda Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Krisis terakhir dan terparah terjadi pada tahun 2015-2016.
Saat itu, sumber air baku warga dari Waduk Manggar susut hingga kurang dari 4 meter. Ketinggian ini seharusnya elevasi endapan bagi waduk. Akibatnya, warga kesulitan mendapat air bersih.
Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi, menceritakan hal tersebut saat mengikuti seremoni pengisian awal (impounding) Bendungan Teritip di Desa Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur, Balikpapan, Senin (31/7/2017).
Prosesi impounding juga dihadiri Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Imam Santoso.
"Kami pernah mengalami sampai ketinggian 4 meter di Waduk Manggar," kata Rizal.
Warga Kota Balikpapan bergantung pada suplai air dari waduk tadah hujan, Waduk Manggar, sejak 1980-an. Waduk dengan kapasitas 1.000 liter per detik ini berada di Kelurahan Manggar.
Seiring pertambahan kebutuhan air, Pemerintah Kota (Pemkot) menambah pasokan air baku dengan menggali 6 sumur dalam.
Produksi seluruh sumber air baku itu kini sekitar 1.200 liter per detik. Semuanya dikelola PDAM Tirta Manggar Balikpapan.
Sayangnya jumlah produksi seperti itu ternyata belum mampu memenuhi kebutuhan hampir 97.000 pelanggan yang ada. Kebutuhan air warga kini telah mencapai 1.600 liter per detik.
"Kami sekarang masih defisit. Utamanya daerah timur dari Balikpapan," kata Direktur PDAM Balikpapan, Haidir Effendi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.