Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ojek "Online" Ditentang Keras di Salatiga

Kompas.com - 18/07/2017, 00:24 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SALATIGA, KOMPAS.COM - Belum genap satu bulan beroperasi kehadiran Gojek di Salatiga, Jawa Tengah memicu reaksi dari sejumlah awak angkutan umum.

Mereka yang tergabung dalam Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan Induk Paguyuban Angkutan Kota Salatiga (IPAS) mengadu secara langsung kepada Walikota Salatiga Yuliyanto, di Rumah Dinas Walikota Jl. Diponegoro 01, Salatiga, Senin (7/7/2017) siang.

Sebelumnya beredar kabar, awak angkutan umum di Kota Salatiga, akan menggelar aksi unjuk rasa terkait beroperasinya Gojek di Salatiga.

"Para sopir sudah menyampaikan keluhan kepada kami, bahkan mereka sudah berniat untuk demo. Namun kami masih melarang mereka, kita akan tempuh jalur dialog dulu dengan pemerintah," kata Ketua Organda Salatiga Suyanto.

Dalam audiensi tersebut Suyanto mengungkapkan, keberadaan Gojek di Salatiga memengaruhi pendapatan anggotanya. Banyak penumpang angkutan umum yang beralih ke layanan ojek melalui aplikasi di gawai pintar ini.

"Meskipun Gojek beroperasi belum genap satu bulan, namun banyak penumpang angkot beralih dari menggunakan jasa angkot. Ini jelas meresahkan kami dan semua anggota," ujar Suyanto.

Awak angkutan anggota Organda, lajutnya, merasa Pemerintah abai terhadap kelangsungan angkutan umum. Padahal mereka merasa sudah mematuhi aturan, seperti membayar retribusi dan mengikuti uji kelaikan kendaraan.

"Para sopir banyak yang menyampaikan logika begini Pak Wali,  kami sopir angkutan merasa sedih karena selama ini kami membayar retribusi, mengurus KIR dan kewajiban lain telah kami lakukan. Tapi kok, keberlangsungan usaha kita malah tidak dilindungi pemerintah, buktinya banyak kendaraan berplat hitam digunakan ngompreng seperti Gojek sekarang ini," tutur.

Sementara itu dari IPAS diwakili oleh Janto dan Sujaryo, keduanya juga mengaku sedih. Peghasilan mereka turun drastis lantaran banyak pelanggannya yang beralih ke Gojek.

"Angkot sekarang ini sudah sepi, apalagi ditambah keberadaan Gojek. Kami sopir angkot sangat hafal para penumpang, karena sebagian besar mereka adalah langganan," kata Janto.

"Jika mereka tidak naik angkot pada jam-jam yang biasanya, tentu ada sesuatu. Ketika kami amati dan tunggu lama langganan tersebut ternyata menggunakan Gojek. Sakit pak," imbuh Sujaryo seraya membungkuk dan memegang dadanya.

Menanggapi keluhan tersebut Wali Kota Salatiga Yuliyanto merasa prihatin dengan beroperasinya Gojek di wilayah yang dipimpinnya. Yuliyanto menilai, jumlah moda transportasi di Salatiga selama ini lebih dari cukup.

"Salatiga ini adalah kota kecil, selama ini moda transportasi yang ada lebih dari cukup. Indikatornya mudah, penumpang angkota jumlahnya sedikit," kata Yuliyanto.

Untuk itu ia meminta kepada Organda dan IPAS untuk segera membuat surat pernyataan keberatan dan aspirasi mereka terkait operasionalisasi Gojek di Salatiga.

"Jika ada protes dan keberatan dari warga, pemerintah juga harus menolak. Kita akan respon surat dari Organda dan Ipas, dengan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan. Selanjutnya kita tentukan langkah lanjutan, apakah nantinya kita bersurat ke Kementerian Kominfo kita akan diskusikan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com