Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Ramai, Pusat Belanja di Bogor Terancam Ditinggalkan Pengunjung

Kompas.com - 15/07/2017, 07:59 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

BOGOR, KompasProperti - Fenomena pusat perbelanjaan yang sepi sangat terasa di beberapa mal di Jakarta, misalnya Pasar Glodok dan Mangga Dua Square.

Beruntung, di kota penyangga seperti Bogor, sejumlah pusat perbelanjaan masih ramai oleh pembeli meski jumlahnya menurun.

Saat KompasProperti menyambangi Pusat Grosir Bogor (PGB), penjual dari kios-kios yang ada saling bersahutan untuk menarik pembeli. Hanya sejumlah kecil kios saja yang cukup ramai.

Lebih banyak kios yang penjualnya justru sibuk dengan gawai atau mengobrol satu sama lain karena tidak melayani pembeli sama sekali.

"Mungkin karena ini hari Jumat, jadi tidak terlalu ramai. Banyak toko juga belum buka. Sorean biasanya toko-toko baru pada buka," ujar Dwi, salah satu pemilik kios di PGB kepada KompasProperti, Jumat (14/7/72017).

Ia menuturkan, keputusan pemilik membuka toko lebih sore karena pengunjung lebih banyak yang datang selepas pukul 16.00 WIB.

Selain itu, pengunjung pada hari-hari biasa tidak sebanyak pada akhir minggu, seperti Sabtu dan Minggu.

Namun, ia mengakui, jika dibandingkan beberapa tahun lalu, saat ini pengunjung jauh berkurang.

Pusat Grosir Bogor (PGB)Arimbi Ramadhiani Pusat Grosir Bogor (PGB)

"Ya kalau dibandingkan dulu-dulu masih lebih ramai. Sekarang kan banyak saingan juga, banyak mal baru," sebut Dwi.

Hal yang sama juga dirasakan penyewa kios lainnya yakni Lilis. Ia menceritakan sudah berjualan di PGB sejak 6 tahun lalu.

Menurut Lilis, menjajakan dagangan di PGB cukup berat bukan karena pengunjung sepi, tetapi karena biaya sewanya yang mahal. Selama ini, ia terhitung telah berpindah kios sebanyak 4-5 kali.

"Tadinya saya di kios dari (pengelola) PGB-nya, bisa Rp 17 juta (per tahun). Tapi memang besar kiosnya. Kalau (kios) yang (ditempati) ini Rp 9 juta. Hampir dua kali lipatnya," tutur Lilis.

Pertumbuhan kelas masyarakat

Penurunan minat pengunjung untuk datang ke pusat perbelanjaan tertentu, disebabkan karena kelas masyarakat secara keseluruhan sudah tumbuh.

Menurut Vice President Coldwell Banker Dani Indra Bhatara, pusat perbelanjaan di Bogor yang mulai ditinggalkan konsumen khususnya yang dari segi luasan lebih kecil.

Pusat Grosir Bogor (PGB)Arimbi Ramadhiani Pusat Grosir Bogor (PGB)

"Di Bogor, mal-mal kecil modelnya trade center yang jual-jual kios itu mulai menurun karena orang lebih nyaman ke Botani Square dan Ekalokasari Plaza," jelas Dani.

Dahulu, kata dia, pusat perbelanjaan yang menyasar kelas menengah bawah mungkin ramai.

Tetapi, karena masyarakat sudah mulai teredukasi dan meningkat kelasnya, kebutuhan untuk berkunjung mal bergeser.

Banyak warga Bogor yang justru mendatangi mal di Jakarta, misalnya Puri Indah Mall atau Taman Anggrek karena merasa tidak terpenuhi kebutuhan sesuai kelasnya di beberapa pusat belanja di Bogor.

"Alhasil mal yang menargetkan menengah bawah atau mal-mal lama dan mereka (pengelola) tidak berubah itu ditinggalkan konsumen," ucap Dani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pamekasan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pamekasan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Mojokerto: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Mojokerto: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Diklaim Makin Progresif, Ini Perkembangan Proyek Tol Padang-Sicincin

Diklaim Makin Progresif, Ini Perkembangan Proyek Tol Padang-Sicincin

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karangasem: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karangasem: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klungkung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klungkung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Bank Mandiri Fasilitasi KPR Perumahan Citra Suwarna Group

Bank Mandiri Fasilitasi KPR Perumahan Citra Suwarna Group

Berita
[POPULER PROPERTI] AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

[POPULER PROPERTI] AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Buleleng: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Buleleng: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangli: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangli: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Berita
Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Berita
Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com