Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Resep Sukses Manajemen Mudik 2017

Kompas.com - 07/07/2017, 11:58 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Pelaksanaan mudik dan balik Lebaran 2017 yang digelar pemerintah mendapat apresiasi positif dari berbagai kalangan. Belajar dari pengalaman tahun lalu, pemerintah berhasil melakukan manajemen mudik dengan baik.

Merujuk data yang dirilis Kantor Staf Presiden, jumlah masyarakat yang bergerak pada musim mudik Lebaran 2017 mencapai 19 juta jiwa. Baik itu yang menggunakan angkutan darat, laut, maupun udara.

Pada musim mudik kali ini, angka kecelakaan lalu lintas menurun tajam hingga mencapai 30 persen. Dari data yang dirilis Polri, jumlah kecelakaan tahun lalu mencapai 4.550 kasus, sedangkan tahun ini hanya 3.168 kasus.

Dari jumlah tersebut, korban luka ringan juga mengalami penurunan dari 5.697 orang menjadi 4.366 orang pada tahun ini.

Demikian halnya pada korban yang mengalami luka berat dari 1.147 orang menjadi 687 orang.

Adapun jumlah korban meninggal dunia, penurunan signifikan juga terjadi yaitu dari 1.261 orang menjadi 742 orang.

Setelah kecelakaan yang menewaskan satu keluarga, polisi menyetop bus yang melintas dan memberikan imbauan kepada sopir satu per satu.KOMPAS.com/Suddin Syamsuddin Setelah kecelakaan yang menewaskan satu keluarga, polisi menyetop bus yang melintas dan memberikan imbauan kepada sopir satu per satu.

Lantas, bagaimana pemerintah menjalankan manajemen mudik sehingga berhasil?

Kepala Staf Presiden Teten Masduki mengatakan, salah faktor penting keberhasilan pelaksanaan mudik yaitu kesiapan infrastruktur. Di samping kesigapan personel pengaman lebaran dan juga sarana transportasi.

Pascalebaran 2016 lalu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) langsung menggenjot pembangunan infrastruktur jalan. Tak hanya jalan nasional dan jalur alternatif yang diperbaiki, tetapi juga jalan tol dan jalan layang atau fly over.

Secara total, 402 kilometer jalan tol dibuka fungsional atau sementara pada mudik tahun ini, terdiri atas Trans-Jawa 337 kilometer dan Trans-Sumatera 65 kilometer.

Dari 337 kilometer tol Trans-Jawa yang dibuka, 110 kilometer di antaranya terbentang dari Brebes Timur hingga Weleri. Sisanya 227 kilometer terbentang dari Semarang hingga Surabaya.

Foto simpang susun Ruas Tol Bawen-Salatiga (ke kanan keluar Bawen, lurus keluar Salatiga), Jawa Tengah, Jumat (16/6/2017). Ruas tol ini akan dibuka secara fungsional pada H-7 hingga H 7 Lebaran. KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Foto simpang susun Ruas Tol Bawen-Salatiga (ke kanan keluar Bawen, lurus keluar Salatiga), Jawa Tengah, Jumat (16/6/2017). Ruas tol ini akan dibuka secara fungsional pada H-7 hingga H 7 Lebaran.

Keberadaan tol fungsional Trans-Jawa tersebut dinilai cukup efektif untuk mengurangi kemacetan, terutama di empat kawasan yaitu Tegal, Pemalang, Pekalongan dan Batang.

Selain itu, jalan tol tersebut juga mampu memangkas waktu tempuh hingga kurang lebih tiga jam.

Tak hanya jalan tol, empat fly over di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah juga difungsikan untuk memecah kemacetan yang kerap terjadi. Keempat fly over yang dibangun di atas perlintasan sebidang itu yakni Dermoleng, Kretek, Klonengan, dan Kesambi.

"Dalam sehari ada sekitar 95 lalu lintas kereta api di atas lintasan sebidang itu. Kalau saja kita kalikan 5 menit untuk setiap kali berhenti, itu saja sudah delapan jam kemacetan terjadi," kata Basuki dalam rapat evaluasi mudik 2017 di Kantor Staf Presiden, Kamis (6/7/2017).

Jalan layang Dermoleng yang berada di wilayah Ketangungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.KOMPAS.com / DANI PRABOWO Jalan layang Dermoleng yang berada di wilayah Ketangungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau