Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semai Kerinduan Ibadah dari Keagungan Masjid Turki

Kompas.com - 26/06/2017, 12:21 WIB
Haris Prahara

Penulis

KompasProperti – Berbicara mengenai sejarah peradaban Islam tak melulu identik dengan Timur Tengah saja. Jika bergeser sedikit ke perbatasan Asia-Eropa, niscaya kita akan terpana oleh pesona keagungan Islam sejak masa lampau.

Tersebutlah Turki, negara Eurasia dengan sejarah panjang peradaban Islam. Menilik perkembangannya, siapa pun akan tersadar bahwa tak ada negara yang bergerak maju jika tidak menghargai sejarah masa lalu.

Salah satu peradaban yang dapat dipelajari dari Turki adalah masjid tertua Eski Cami. Tempat ibadah yang dikenal pula dengan nama Masjid Lama Edirne ini terletak di Edirne, kota kecil di sebelah barat Turki.

Sejak era Yunani kuno, Edirne menjadi salah satu kota paling diperebutkan karena letak geografisnya yang strategis. Kota ini menjadi jalur utama masyarakat Eropa menuju Istanbul, Bosphorus, dan juga Asia.

Sebagai dampak strategisnya kota itu, sejumlah pertempuran hebat pun pernah menjadi bagian sejarah Edirne. Pada tahun 1365-1453, Edirne pernah menjadi ibu kota Kekaisaran Ottoman sebelum jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki.

Todor Ivanov Eksterior Masjid Eski Cami, Turki. Arsitektural vernakular abad 13 mendominasi bangunan masjid.
Sejarah turut mencatat, Edirne pernah menjadi salah satu kota terbesar di Eropa sekitar masa 1700-an dengan penduduk mencapai 300.000 orang saat itu.

Kembali kepada Masjid Eski Cami, sebagaimana dikisahkan laman Archnet, pembangunan masjid itu dimulai pada 1402 Masehi atas perintah Emir Süleyman. Pembangunan masjid selesai pada masa kekuasaan saudaranya, Sultan Mehmed I, pada 1414 Masehi.

Sang arsitek, Haci Alaeddin serta Omer bin Ibrahim, turut memberi sentuhan Eropa pada interior, dan eksterior masjid.

Pada awalnya, Masjid Eski Cami dibangun dengan tujuan utama menampung jemaat shalat Jumat di lingkungan pasar yang ramai di Edirne.

Hingga kemudian, masjid ini kian ramai dikunjungi warga dan juga turis, baik untuk ibadah maupun wisata.

Seorang turis asal Bulgaria, Todor Ivanov, mengatakan kekagumannya dengan satu kata, "magnificent"!

Tak sebatas itu, dia pun melanjutkan rasa kagumnya dengan menyebut masjid ini sangat agung namun sekaligus juga nyaman untuk dikunjungi.

"It's grand but at the same time very cosy," ujar Todor kepada Kompas.com, Minggu (25/6/2017).

Masjid Eski Camii,Turki

Masjid Eski Cami sempat dipugar pada masa Sultan Mahmud I tahun 1753 setelah mengalami kerusakan akibat gempa bumi dan juga kebakaran beberapa tahun berikutnya. Pada abad 19, masjid itu juga sempat dipugar kembali antara 1924-1934 dan juga pada 1965 setelah gempa bumi hebat tahun 1953.

Menilik interior masjid, terdapat ruang shalat berbentuk persegi dengan panjang sisi 49,5 meter, ditunjang oleh sejumlah serambi masjid di bagian utaranya.

Ruang shalat terbagi menjadi sembilan bagian sama besar, disertai empat tiang penyangga besar di bagian tengah ruangan. Tiang-tiang itu menjadi penopang bagi sembilan kubah kecil di atas bangunan masjid.  

Sementara itu, pintu masuk utama masjid menandai persimpangan sumbu longitudinal dan transversal bangunan masjid.

Masjid tersebut awalnya hanya memiliki satu menara yang berada di sudut timur laut ruang shalat. Sebuah menara yang lebih tinggi ditambahkan di sisi barat laut masjid oleh Sultan Murad II.

Todor Ivanov Taman kecil di depan Masjid Eski Cami, Edirne, Turki.
Bagian interior dan eksterior masjid ini didesain pula dengan hiasan kaligrafi yang berasal dari paruh kedua abad ke-19.

Masjid megah

Selain Masjid Eski Cami, Turki juga dikenal dengan sejumlah masjid dengan desain bangunan yang membangkitkan decak kagum.

Masjid Hagia Shopia, misalnya. Masjid yang didirikan pada masa Imperium Romawi Byzantium dan menjadi salah satu maskot Konstantinopel masa itu.

Awalnya bangunan tersebut belum memiliki menara, tetapi saat pemerintahan Sultan al-Fatih mulai dibangunlah menara yang menjadi ciri khas sebagai masjid.

Jeremy Horner Masjid Haghia Sophia, Turki

Tak hanya itu, masjid lainnya yang tak kalah mengagumkan adalah Masjid Sulaiman. Bangunan yang didirikan  pada 1550-1558 ini diarsiteki oleh Mimar Sinan.

Masjid dengan panjang 59 meter dan lebar 58 meter ini memiliki perpaduan marmer, granit, dan porfiri.

Mihrab yang terbuat dari marmer putih dan mimbar yang didesain sederhana berbahan kayu dan mutiara, menjadikan masjid itu kian indah dan megah.

Melihat indahnya suatu bangunan masjid membuat insan manusia selayaknya tersadar atas keagung Sang Maha Pencipta. Semai kembali kerinduan ibadah, terlebih di momen nan fitri ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com