SEMARANG, KompasProperti - Percepatan pembangunan infrastruktur konektivitas, terutama jalan tol, berdampak signifikan terhadap kenaikan harga tanah.
Proyek Jalan Tol Trans-Jawa yang menghubungkan Merak, di barat Jawa, hingga Pasuruan di timur Jawa, secara nyata membangkitkan harga tanah ke tingkat yang lebih tinggi.
Peningkatan harga ini, bahkan, terjadi jauh sebelum proyek jalan bebas hambatan tersebut direalisasikan alias masih dalam tahap perencanaan.
Di kawasan sepanjang Tol Semarang-Solo ruas Bawen-Salatiga, misalnya. Ruas tol ini dikerjakan oleh badan usaha jalan tol (BUJT) PT Trans Marga Jateng (TMJ).
Direktur Teknik dan Operasi TMJ Ali Zainal Abidin mengatakan, TMJ sempat mengalami kesulitas membebaskan lahan karena negosiasi berlangsung alot.
Warga yang lahannya terkena pembebasan, meminta harga tinggi, karena mereka mengikuti mekanisme pasar.
"Namun, karena ada appraisal, maka negosiasi berjalan win-win solution. Harga tanah di sekitar sini naiknya sangat tajam bisa sampai 300 persen," tutur Ali kepada Tim Merapah Trans-Jawa Kompas.com dan Otomania.com, pekan lalu.
Direktur Utama PT Solo Ngawi Jaya (NSJ) David Wijayanto mengungkapkan hal serupa. Harga tanah meroket hingga 300-400 persen.
"Di sekitar Klodran, sekarang sudah mencapai Rp 4 juta per meter persegi. Sebelumnya hanya Rp 1 juta per meter persegi," kata David.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.