Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Jejak Islam di Jambi Lewat Museum Gentala Arasy

Kompas.com - 07/06/2017, 22:59 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAMBI, KOMPAS.com - Selain Masjid Seribu Tiang, destinasi religi lainnya yang bisa dikunjungi di Jambi adalah Menara Gentala Arasy.

Menara Gentala Arasy merupakan simbol Islam di Jambi. Namanya mengandung unsur filosofis yang berarti sebuah menara untuk mengingat tempat tertinggi atau Kursi Allah SWT.

"Gentala ini singkatan dari genta dan tala yang artinya lonceng dan penyelaras serta arasy merupakan tempat tertinggi Allah SWT," kata Koordinator Museum Gentala Arasy Muhamad Erman, kepada Tim Mudik Gesit, Rabu (24/5/2017).

Pada bagian menara, dulunya terdapat jam yang begitu memasuki waktu shalat akan mengumandangkan adzan.

Menara Gentala Arasy dibangun atas inisiatif gubernur kala itu yang diminta oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membangun sesuatu agar bisa menjadi kenang-kenangan begitu meninggalkan Jambi.

"Waktu itu usulannya macam-macam. Ada yang mau bangun jam dan tugu yang kemudian disatukan jadi Gentala Arasy ini," ujar Erman.

KOMPAS.com/Ridwan Aji Pitoko Bagian dalam Museum Gentala Arasy di Provinsi Jambi. Gambar diambil Rabu (24/5/2017).
Dibangun pada 2012 dan selesai selang dua tahun kemudian, Gentala Arasy tadinya hanya menara saja. Namun, belakangan diubah agar tidak lagi cuma menara dan bisa memberikan informasi bermanfaat bagi pengunjungnya.

"Makanya kemudian dibuat jadi Museum Gentala Arasy yang berisikan awal mula kedatangan Islam di Jambi dan benda-benda hasi koleksi sejarah Islam di Jambi," ucap Erman.

Koleksi yang ada di Museum Gentala Arasy datang dari seluruh Jambi dan merupaka pemberian dari ulama-ulama.

KOMPAS.com/Ridwan Aji Pitoko Salah satu koleksi di dalam Museum Gentala Arasy di Jambi. Foto diambil Rabu (24/5/2017).
Di dalam museum, Erman mengatakan, saat ini terdapat 114 koleksi benda yang diperoleh dari hibah, beli, dan meminjam dari lembaga lainnya yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali.

"Koleksi paling tua sabuk dan jubah yang dipakai Sri Sultan Mangkubumi dari Dusun Tanah Periuk, Kecamatan Tanah Sepenggal, Kabupaten Bungo yang berusia 400 tahun," kata Erman.

Untuk memasuki Museum Gentala Arasy ini pengunjung cukup membayar Rp 2.000 untuk anak-anak, Rp 3.000 untuk dewasa, dan Rp 5.000 untuk wisatawan asing.

Kompas TV Walau tergolong kecil, namun bentuknya yang unik sangat mudah terlihat oleh para pengendara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com