Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apple, Facebook, Autodesk Tegaskan Komitmen Dukung Perjanjian Paris

Kompas.com - 07/06/2017, 15:28 WIB
Dani Prabowo

Penulis

Sumber curbed

KompasProperti - Sejumlah pemimpin kelompok bisnis dan universitas di Amerika Serikat membentuk sebuah koalisi untuk tetap mendukung Perjanjian Paris.

Hal tersebut menyusul langkah Presiden Donald Trump yang menarik dukungan AS terhadap perjanjian yang telah dibuat pada 2015 lalu itu.

Wali Kota New York, Michael Bloomberg, memimpin koalisi tersebut agar dapat dikenal secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Tercatat, sudah lebih dari 1.000 kelompok tergabung dalam koalisi tersebut, di antaranya Apple, Google, Amazon, Microsft, hingga Facebook.

Selain itu, perusahaan transportasi seperti Tesla, Lyft, dan Uber, serta perusahaan desain seperti Adobe, Autodesk, Skansa dan Perkins + Will, juga bergabung di dalamnya.

Melalui situs We Are Still In, mereka membuat pernyataan bahwa "Dengan tidak adanya kepemimpinan dari Washington, negara bagian, kota, perguruan tinggi dan universitas, serta pebisnis yang mewakili komposisi cukup besar dari sektor perekonomian AS bekerja sama untuk mengambil langkah tegas guna memastikan AS tetap menjadi pemimpin global dalam mengurangi dampak emisi."

COSMOPOLITAN.CO.UK Perubahan logo Facebook ini merupakan salah satu aksi gerakan perubahan yang dikomandani manajer desain baru Facebook, Caitlin Winner.
Selain perusahaan raksasa, koalisi juga diisi aliansi lain dan kelompok pecinta lingkungan, seperti Bloomberg Philanthropies, C40, National League of Cities, Rocky Mountain Institute, Sierra Club, dan World Wildlife Fund (WWF).

Salah alasan dunia pebisnis menilai keberadaan Perjanjian Paris penting, yaitu bahwa korporasi mendorong pilihan konsumen dalam membeli barang. Terutama, bila memilih teknologi baru seperti panel surya dan kendaraan listrik.

Selain itu, Perjanjian Paris juga memberikan dampak positif di sektor ekonomi.

Salah satunya beralihnya kebiasaan masyarakat ke energi terbarukan sehingga mengurangi dampak emisi yang dapat berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan pasar.

Namun, Trump justru beranggapan sebaliknya. Keterlibatan AS di dalam Perjanjian itu dinilai telah merugikan triliunan dollar AS bagi negara Paman Sam tersebut.

"Kami siap memanfaatkan peluang bisnis ini, menciptakan lapangan kerja dan keuntungan bagi pemegang saham," kata Vice President of Sustainability Autodesk, Lynelle Cameron, dalam sebuah pernyataan.

LCI / AFP Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam pidato televisinya menanggapi keputusan Presiden AS Donald Trump memutuskan keluar dari kesepakatan iklim Paris.
"Di Autodesk, kita semua masuk, dan lebih berkomitmen daripada sebelumnya untuk meminta pelanggan kami merancang, membangun dan memproduksi solusi iklim positif bersih," lanjut dia.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya mengumumkan negerinya mundur dari kesepakatan Iklim Paris 2015.

Dia menambahkan, langkah untuk merundingkan kesepakatan baru yang 'adil' yang tidak merugikan dunia usaha dan pekerja AS akan dimulai.

Kesepakatan Paris 2015 lalu mengikat Amerika Serikat dan 187 negara untuk menjaga kenaikan temperatur global di bawah 2 derajat Celcius dan berupaya membatasinya pada 1,5 derajat Celcius.

Saat mengumumkan kebijakan tersebut di Taman Mawar Gedung Putih, Presiden Trump menggambarkan kesepakatan Paris sebagai perjanjian yang ditujukan untuk memincangkan, merugikan, dan memiskinkan Amerika Serikat.

Dia berpendapat kesepakatan Paris menyebabkan kehilangan Amerika kehilangan produk domestik bruto sebesar 3 triliun dolar dan 6,5 juta lapangan kerja.

Sementara, negara-negara pesaing Amerika seperti China dan India mendapat perlakuan yang lebih baik.

Brendan Smialowski / AFP Presiden AS Donald Trump saat mengumumkan penarikan diri dari kesepakatan Paris di Rose Garden, Gedung Putih, Kamis (1/6/2017).
"Untuk memenuhi tugas sunguh-sungguh dalam melindungi Amerika dan warganya, Amerika Serikat akan mundur dari kesepakatan Iklim Paris," ujar Trump.

"Jadi kami akan ke luar namun akan memulai perundingan dan kita akan lihat apakah kita membuat kesepakatan yang adil," tambahnya.

Baca: Perubahan Iklim dan Bencana Picu Migrasi Penutur Austronesia

Pada masa kampanye tahun lalu, Presiden Trump mengatakan akan mengambil langkah untuk membantu industri minyak dan batu bara Amerika Serikat.

Para pengamat memperkirakan mundurnya Amerika Serikat akan membuat dunia semakin sulit untuk mencapai tujuan yang ditentukan dalam kesepakatan Paris.

Amerika Serikat "menyumbang" sekitar 15 persen emisi karbon global tetapi juga merupakan sumber keuangan dan teknologi yang penting bagi negara-negara berkembang dalam upaya mengatasi peningkatan temperatur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber curbed
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com