Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Optimistis Sektor Properti Segera Pulih

Kompas.com - 18/05/2017, 10:00 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Tingkat daya beli masyarakat di sektor properti belum sepenuhnya pulih. Kondisi ekonomi serta politik menjadi faktor penyebabnya. Meski demikian, optimisme bahwa sektor tersebut akan segera membaik tetap terjaga.

Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit rumah pada Februari 2017 mengalami penurunan bila dibandingkan Agustus 2016.

Kendati begitu, pertumbuhan yang terjadi tetap tinggi. Rumah tapak tipe 22-70 misalnya, merajai pertumbuhan kredit pada Februari 2017 bila dibandingkan tipe lain yang lebih kecil atau lebih besar.

Pertumbuhan itu mencapai angka 13,67 persen. Sedangkan, pada Agustus tahun lalu pertumbuhan kredit untuk tipe tersebut mencapai 13,93 persen.

"Potensi kenaikan demand di sektor properti pada semester 1-2017 terkendala kegiatan pilkada. Kenaikan harga komoditas belum sepenuhnya berdampak pada kenaikan permintaan KPR (kredit perumahan rakyat)," kata Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Ita Rulina saat kegiatan Property and Mortgage Summit 2017 di Jakarta, Rabu (17/5/2017).

Akibat belum stabilnya kondisi politik dan perekonomian nasional, para pengembang pun harus merasakan dampak seretnya penjualan rumah.

"Tapi kami masih optimistis bahwa bisnis properti akan kembali pulih," kata Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk Adrianto P Adhi.

Adrianto mengatakan, bila sektor properti tumbuh, maka akan banyak sektor lainnya yang juga turut terdorong akibat pertumbuhan itu.

Lebih jauh, ia mengatakan, kebijakan loan to value yang dikeluarkan BI merupakan hal yang bagus dalam melindungi konsumen.

Meski, saat dirilis pertama kali pada 2013, cukup membuat terkejut para pengembang. Sebab, pencairan pinjaman yang awalnya bisa 90 persen, tiba-tiba harus dicicil sesuai progres.

Menurut Adrianto, dengan kebijakan tersebut, pengembang dipaksa berkomitmen kepada konsumen. Tak hanya membangun rumah tepat waktu, tetapi juga sesuai spesifikasi yang dijanjikan.

"Karena kalau langsung dikasih 100 persen, ada pengembang yang justru uangnya (dibawa) kemana-mana, konsumen nggak dapet apa-apa," tuntasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau